KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, saya dapat
menyelesaikan makalah kasus ini. Di dalam makalah kasus ini saya sudah berupaya
semampu saya, namun apabila ada kekkurangan dan kesalahan baik dari segi isi
maupun bahasanya, saya mengharapkan adanya masukan dan saran perbaikan dan
kesempurnaan kasus ini. Dalam hal ini saya mengambil judul “IBU HAMIL DENGAN
EKLAMSIA”.
Penulisan makalah kasus ini tidak
lepas dari bantuan, bimbingan baik moril maupun material dan dukungan dari
berbagai pihak, maka dengan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hadi
Sahputra S.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada
saya dalam penulisan makalah kasus ini.
Akhirnya saya berserah diri kepada
Tuhan Yang Maha Esa, semoga ilmu yang saya peroleh berguna bagi Nusa, Bangsa,
dan Agama.
Tebing
Tinggi, 29 Juni 2013
Siti
Mutiahyani Siagian
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
Pengertian
Gejala
dan Tanda-tanda
Diagnosa
Penyebab
Pengobatan
Daftar
Pustaka
Pengertian
A. PengertianEklampsia
berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti “ halilintar “ karena gejala
eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan.
Eklampsia juga disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari
kehamilan , ditandai dengan munculnya kejang tonik - klonik , biasanya pada
pasien yang telah menderita preeklampsia . (Preeklamsia dan eklampsia secara
kolektif disebut gangguan hipertensi kehamilan dan toksemia kehamilan.)
Prawiroharjo 2005.
B. Eklampsi
(toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan
proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang
terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai
akhir minggu pertama setelah persalinan. (Manuaba, 1998).
C.
Menurut kamus saku kedokteran Dorland, Eklampsia
adalah konvulsi dan koma, jarang koma saja, yang terjadi pada wanita hamil atau
dalam masa nifas dengan disertai hipertensi, edema dan atau proteinuria.
D. Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada
wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan
protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau
hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan
berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).
Tanda dan Gejala
Sebelumnya didahului oleh gejala dan
tanda pre-eklamsia berat,
Patofisiologi preeklampsia-eklampsia
setidaknya berkaitan dengan perubahan fisiologi kehamilan. Adaptasi fisiologi normal
pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi,
penurunan resistensi vaskular sistemik (systemic vascular resistance (SVR),
peningkatan curah jantung, dan penurunan tekanan osmotik koloid (kotak 21-1). Pada
preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi
hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal.
Perubahan ini membuat perfusi organ
maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme
siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah
merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasopasme merupakan
sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai preeklampsia.
Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan darah,
seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu ketidakseimbangan antara
prostasiklin prostagladin dan tromboksan A2. Peneliti telah menguji kemampuan
aspirin (suatu inhibitor prostagladin) untuk mengubah patofisiologi
preeklampsia dengan mengganggu produksi tromboksan. Investigasi pemakaian
aspirin sebagai suatu pengobatan profilaksis dalam mencegah preeklampsia dan
rasio untung-rugi pada ibu dan janin. Peneliti lain sedang mempelajari
pemakaian suplemen kalsium untuk mencegah hipertensi pada kehamilan.
Selain kerusakan endotelil, vasospsme arterial turut
menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler. Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih
lanjut menurunkan volume intravaskular, mempredisposisi pasien yang mengalami
preeklampsia mudah menderita edema paru. Preeklampsia ialah suatu keadaan
hiperdinamik dimana temuan khas hipertensi dan proteinurea merupakan akibat
hiperfungsi ginjal. Untuk mengendalikan sejumlah besar darah yang berfungsi di
ginjal, timbul reaksi vasospasme ginjal sebagai suatu mekanisme protektif,
tetapi hal ini akhirnya akan mengakibatkan proteinuria dan hipertensi yang khas
untuk preeklampsia. Hubungan sistem imun dengan preeklampsia menunjukkan bahwa
faktor-faktor imunologi memainkan peran penting dalam perkembangan
preeklampsia.
Pre-eklamsia terdiri dari dua yaitu pre-eklamsia ringan
dan pre eklamsia berat
ü
Pep-eklamsia ringan
Bila disertai keadaan sebagai berikut:
a.
Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih
yang diukur pada posisi berbaring telentang; atau kenaikan sistolik 30 mmHg
atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan
jarak pemeriksa dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
b.
Edema umum, kaki, jari tangan, dam
muka; atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu.
c.
Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau
lebih per liter; kwantitatif 1 + atau 2 + pada urine kateter atau midstream
ü
Pre-eklamsia berat
Bila disertai keadaan sebagai berikut
a.
Tekanan darah 160/100 mmHg atau lebih
b.
Proteinuria 5 gr aatau lebih per liter
c.
Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari
500 cc per 24 jam.
d.
Adanya gangguan serebral, gangguan
visus, dan rasa nyeri di epigastrium
e.
Terdapat edema paru dan sianosis.
ü
Eklamsia
Serangan eklamsia dibagi dalam 4
tingkat:
1.
Stadium invasi
Mata terpaku dan terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan
tangan bergetar, kepala dipalingkan ke kanan atau kiri.
Stadium ini
berlangsung kira-kira 30 detik.
2.
Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan jadi kaku, wajah kaku, tangan
menggenggam dan kaki membengkok ke dalam; pernafasan berhenti, muka mulai
kelihatan sianosis, lidah dapat tergigit. Stadium ini berlangsung kira-kira
20-30 detik
3.
Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi berulang-ulang dalam waktu yang
cepat. Mulut terbuka dan tertutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat
tergigit. Mata melotot, muka muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah
berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar,
menarik nafas seperti mendengkur.
4.
Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran (koma) ini berlangsung selama
beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang-kadang antara kesadaran timbul
serangan baru dan akhirnya ibu tetap dalam keadaan koma.
Selama serangan
tekanan darah meninggi, nadi cepat dan suhu naik sampai 400C. Dengan
penyebab kematian ibu adalah perdarahan otak, payah jantung atau payah ginjal,
dan aspirasi cairan lambung atau edema paru – paru. Sedangkan penyebab kematian
bayi adalah asfiksia intrauterine dan persalinan prematuritas.
Mekanisme kematian janin dalam rahim pada penderita
eklampsia :
a. Akibat
kekurangan O2 menyebabkan perubahan metabolisme ke arah lemak dan protein dapat
menimbulkan badan keton
b. Meransang
dan mengubah keseimbangan nervus simfatis dan nervus vagus yang menyebabkan :
· Perubahan
denyut jantung janin menjadi takikardi dan dilanjutkan menjadi bradikardi serta
irama yang tidak teratur
· Peristaltis
usus bertambah dan sfingter ani terbuka sehingga di keluarkannya mekonium yang
akan masuk ke dalam paru – paru pada saat pertama kalinya neonatus aspirasi.
c. Sehingga
bila kekurangan O2 dapat terus berlangsung keadaan akan bertambah gawat sampai
terjadinya kematian dalam rahim maupun di luar rahim
Diagnose
Eklampsia
selalu didahului oleh pre eklampsia. Perawatan prenatal untuk kehamilan dengan
predisposisi pre eklampsia perlu ketat dilakukan agar dapat dideteksi sedini
mungkin gejala – gejala eklampsia. Sering di jumpai perempuan hamil yang tampak
sehat mendadak menjadi kejang – kejang eklampsia karena tidak terdeteksi adanya
pre eklampsia sebelumnya.
Eklampsia harus dibedakan dari epilepsy ;
dalam anamnesis diketahui adanya serangan sebelum hamil atau pada hamil muda
dengan tanda pre eklampsia tidak ada, kejang akibat obat anastesi, koma karena
sebab lain.
Penyebab
Etiologi penyakit ini sampai saat
ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori – teori dikemukakan para ahli
yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh karna itu disebut “penyakit teori”;
namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang
dipakai sebagai penyebab pre-eklamsi dan eklamsia adalah teori “iskemia
plasenta”. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang bertalian
dengan penyakit ini.
Teori yang dapat diterima haruslah
dapat menerangkan
a. Mengapa
frekuensi menjadi tinggi pada: primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
mola hidatidosa
b. Mengapa
frekuensi bertambah seiring dengan tuanya kehamilan, umumnya pada triwulan III
c. Mengapa
terjadi perbaikan keadaan penyakit, bila terjadi kematian janin dalam kandungan
d. Mengapa
frekuensi jadi lebih rendah pada kehamila berikutnya
e. Penyebab
timbulnya hipertensi, proteinuria, edema, dan konvulsi sampai koma. Dari
hal-hal tersebut diatas, jelaslah bahwa bukan hanya satu factor, melainkan
banyak factor, melainkan banyak faktor
yang menyebabkan pre-eklamsia dan eklamsia.
Pengobatan
I. Pengobatan eklampsia
Eklampsia
merupakan gawat darurat kebidanan yang memerlukan pengobatan di rumah sakit
untuk memberikan pertolongan yang adekuat.
Konsep
pengobatannya :
a. Menghindari terjadinya :
· Kejang berulang
· Mengurangi koma
· Meningkatkan jumlah dieresis
b. Perjalanan kerumah sakit dapat diberikan
:
· Obat penenang dengan injeksikan 20 mgr
valium
· Pasang infuse glukosa 5 % dan dapat di
tambah dengan valium 10 sampai 20 mgr
c. Sertai petugas untuk memberikan
pertolongan:
· Hindari gigitan lidah dengan memasang
spatel pada lidah
· Lakukan resusitasi untuk melapangkan
nafas dan berikan O2
· Hindari terjadinya trauma tambahan
Perawatan
kolaborasi yang dilaksanakan dirumah sakit sebagai berikut :
1. Kamar isolasi
- Hindari rangsangan dari luar sinar dan
keributan
- Kurangi penerimaan kunjungan untuk pasien
- Perawat pasien dengan jumlahnya terbatas
2.
Pengobatan medis
Banyak
pengobatan untuk menghindari kejang yang berkelanjutan dan meningkatkan
vitalitas janin dalam kandungan. Dengan pemberian :
- Sistem stroganof
- Sodium pentothal dapat menghilangkan kejang
- Magnesium sulfat dengan efek menurunkan
tekanan darah , mengurangi sensitivitas saraf pada sinapsis, meningkatkan
deuresis dan mematahkan sirkulasi iskemia plasenta sehingga menurunkan gejala
klinis eklampsia.
- Diazepam atau valium
-
Litik koktil
3. Pemilihan metode persalinan
Pilihan
pervaginam diutamakan :
- Dapat didahului dengan induksi persalinan
- Bahaya persalinan ringan
- Bila memenuhi syarat dapat dilakukan dengan
memecahkan ketuban, mempercepat pembukaan, dan tindakan curam untuk mempercepat
kala pengeluaran.
- Persalinan plasenta dapat dipercepat dengan
manual
- Menghindari perdarahan dengan diberikan
uterotonika
Pertimbangan
seksio sesarea :
- Gagal
induksi persalinan pervaginam
- Gagal pengobatan konservatif
Daftar Pustaka
Moctar, Rustam: Sinopsis Obstetr. Jakarta:
EGC, 1998
www.eblogmakalah.blogspot.com.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar