ccii mut

Jumat, 12 Juli 2013

IBU HAMIL DENGAN EKLAMSIA

KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah kasus ini. Di dalam makalah kasus ini saya sudah berupaya semampu saya, namun apabila ada kekkurangan dan kesalahan baik dari segi isi maupun bahasanya, saya mengharapkan adanya masukan dan saran perbaikan dan kesempurnaan kasus ini. Dalam hal ini saya mengambil judul “IBU HAMIL DENGAN EKLAMSIA”.
            Penulisan makalah kasus ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan baik moril maupun material dan dukungan dari berbagai pihak, maka dengan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hadi Sahputra S.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada saya dalam penulisan makalah kasus ini.
            Akhirnya saya berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, semoga ilmu yang saya peroleh berguna bagi Nusa, Bangsa, dan Agama.


                                                                                                Tebing Tinggi,   29 Juni 2013



                                                                                                                                                            Siti Mutiahyani Siagian












DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Pengertian
Gejala dan Tanda-tanda
Diagnosa
Penyebab
Pengobatan
Daftar Pustaka






















Pengertian
A.      PengertianEklampsia berasal dari kata bahasa Yunani yang berarti “ halilintar “ karena gejala eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan. Eklampsia juga disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam nyawa dari kehamilan , ditandai dengan munculnya kejang tonik - klonik , biasanya pada pasien yang telah menderita preeklampsia . (Preeklamsia dan eklampsia secara kolektif disebut gangguan hipertensi kehamilan dan toksemia kehamilan.) Prawiroharjo 2005.

B.      Eklampsi (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi  pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan. (Manuaba, 1998).

C.       Menurut kamus saku kedokteran Dorland, Eklampsia adalah konvulsi dan koma, jarang koma saja, yang terjadi pada wanita hamil atau dalam masa nifas dengan disertai hipertensi, edema dan atau proteinuria.

D.      Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).












Tanda dan Gejala
            Sebelumnya didahului oleh gejala dan tanda pre-eklamsia berat,
Patofisiologi preeklampsia-eklampsia setidaknya berkaitan dengan perubahan fisiologi kehamilan. Adaptasi fisiologi normal pada kehamilan meliputi peningkatan volume plasma darah, vasodilatasi, penurunan resistensi vaskular sistemik (systemic vascular resistance (SVR), peningkatan curah jantung, dan penurunan tekanan osmotik koloid (kotak 21-1). Pada preeklampsia, volume plasma yang beredar menurun, sehingga terjadi hemokonsentrasi dan peningkatan hematokrit maternal.
Perubahan ini membuat perfusi organ maternal menurun, termasuk perfusi ke unit janin-uteroplasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut menurunkan perfusi organ dengan menghancurkan sel-sel darah merah, sehingga kapasitas oksigen maternal menurun. Vasopasme merupakan sebagian mekanisme dasar tanda dan gejala yang menyertai preeklampsia. Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas terhadap tekanan darah, seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu ketidakseimbangan antara prostasiklin prostagladin dan tromboksan A2. Peneliti telah menguji kemampuan aspirin (suatu inhibitor prostagladin) untuk mengubah patofisiologi preeklampsia dengan mengganggu produksi tromboksan. Investigasi pemakaian aspirin sebagai suatu pengobatan profilaksis dalam mencegah preeklampsia dan rasio untung-rugi pada ibu dan janin. Peneliti lain sedang mempelajari pemakaian suplemen kalsium untuk mencegah hipertensi pada kehamilan.
Selain kerusakan endotelil, vasospsme arterial turut menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler.  Keadaan ini meningkatkan edema dan lebih lanjut menurunkan volume intravaskular, mempredisposisi pasien yang mengalami preeklampsia mudah menderita edema paru. Preeklampsia ialah suatu keadaan hiperdinamik dimana temuan khas hipertensi dan proteinurea merupakan akibat hiperfungsi ginjal. Untuk mengendalikan sejumlah besar darah yang berfungsi di ginjal, timbul reaksi vasospasme ginjal sebagai suatu mekanisme protektif, tetapi hal ini akhirnya akan mengakibatkan proteinuria dan hipertensi yang khas untuk preeklampsia. Hubungan sistem imun dengan preeklampsia menunjukkan bahwa faktor-faktor imunologi memainkan peran penting dalam perkembangan preeklampsia.







Pre-eklamsia terdiri dari dua yaitu pre-eklamsia ringan dan pre eklamsia berat
ü  Pep-eklamsia ringan
Bila disertai keadaan sebagai berikut:
a.      Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring telentang; atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan jarak pemeriksa dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
b.      Edema umum, kaki, jari tangan, dam muka; atau kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu.
c.       Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwantitatif 1 + atau 2 + pada urine kateter atau midstream
ü  Pre-eklamsia berat
Bila disertai keadaan sebagai berikut
a.       Tekanan darah 160/100 mmHg atau lebih
b.      Proteinuria 5 gr aatau lebih per liter
c.       Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam.
d.      Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di epigastrium
e.       Terdapat edema paru dan sianosis.

ü  Eklamsia
Serangan eklamsia dibagi dalam 4 tingkat:
1.      Stadium invasi
Mata terpaku dan terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan bergetar, kepala dipalingkan ke kanan atau kiri.
 Stadium ini berlangsung kira-kira 30 detik.
2.      Stadium kejang tonik
Seluruh otot badan jadi kaku, wajah kaku, tangan menggenggam dan kaki membengkok ke dalam; pernafasan berhenti, muka mulai kelihatan sianosis, lidah dapat tergigit. Stadium ini berlangsung kira-kira 20-30 detik


3.      Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi berulang-ulang dalam waktu yang cepat. Mulut terbuka dan tertutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik nafas seperti mendengkur.
4.      Stadium koma
Lamanya ketidaksadaran (koma) ini berlangsung selama beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang-kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya ibu tetap dalam keadaan koma.
Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat dan suhu naik sampai 400C. Dengan penyebab kematian ibu adalah perdarahan otak, payah jantung atau payah ginjal, dan aspirasi cairan lambung atau edema paru – paru. Sedangkan penyebab kematian bayi adalah asfiksia intrauterine dan persalinan prematuritas.
Mekanisme kematian janin dalam rahim pada penderita eklampsia :
a.       Akibat kekurangan O2 menyebabkan perubahan metabolisme ke arah lemak dan protein dapat menimbulkan badan keton
b.      Meransang dan mengubah keseimbangan nervus simfatis dan nervus vagus yang menyebabkan :
·     Perubahan denyut jantung janin menjadi takikardi dan dilanjutkan menjadi bradikardi serta irama yang tidak teratur
·     Peristaltis usus bertambah dan sfingter ani terbuka sehingga di keluarkannya mekonium yang akan masuk ke dalam paru – paru pada saat pertama kalinya neonatus aspirasi.
c.       Sehingga bila kekurangan O2 dapat terus berlangsung keadaan akan bertambah gawat sampai terjadinya kematian dalam rahim maupun di luar rahim  






Diagnose
Eklampsia selalu didahului oleh pre eklampsia. Perawatan prenatal untuk kehamilan dengan predisposisi pre eklampsia perlu ketat dilakukan agar dapat dideteksi sedini mungkin gejala – gejala eklampsia. Sering di jumpai perempuan hamil yang tampak sehat mendadak menjadi kejang – kejang eklampsia karena tidak terdeteksi adanya pre eklampsia sebelumnya.
 Eklampsia harus dibedakan dari epilepsy ; dalam anamnesis diketahui adanya serangan sebelum hamil atau pada hamil muda dengan tanda pre eklampsia tidak ada, kejang akibat obat anastesi, koma karena sebab lain.

Penyebab
            Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori – teori dikemukakan para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh karna itu disebut “penyakit teori”; namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang dipakai sebagai penyebab pre-eklamsi dan eklamsia adalah teori “iskemia plasenta”. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang bertalian dengan penyakit ini.
            Teori yang dapat diterima haruslah dapat menerangkan
a.       Mengapa frekuensi menjadi tinggi pada: primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa
b.      Mengapa frekuensi bertambah seiring dengan tuanya kehamilan, umumnya pada triwulan III
c.       Mengapa terjadi perbaikan keadaan penyakit, bila terjadi kematian janin dalam kandungan
d.      Mengapa frekuensi jadi lebih rendah pada kehamila berikutnya
e.       Penyebab timbulnya hipertensi, proteinuria, edema, dan konvulsi sampai koma. Dari hal-hal tersebut diatas, jelaslah bahwa bukan hanya satu factor, melainkan banyak factor, melainkan banyak faktor  yang menyebabkan pre-eklamsia dan eklamsia.


Pengobatan
I.      Pengobatan eklampsia
Eklampsia merupakan gawat darurat kebidanan yang memerlukan pengobatan di rumah sakit untuk memberikan pertolongan yang adekuat.
Konsep pengobatannya :
a.       Menghindari terjadinya :
·         Kejang berulang
·         Mengurangi koma
·         Meningkatkan jumlah dieresis
b.      Perjalanan kerumah sakit dapat diberikan :
·         Obat penenang dengan injeksikan 20 mgr valium
·         Pasang infuse glukosa 5 % dan dapat di tambah dengan valium 10 sampai 20 mgr
c.       Sertai petugas untuk memberikan pertolongan:
·         Hindari gigitan lidah dengan memasang spatel pada lidah
·         Lakukan resusitasi untuk melapangkan nafas dan berikan O2
·         Hindari terjadinya trauma tambahan

Perawatan kolaborasi yang dilaksanakan dirumah sakit sebagai berikut :
1.      Kamar isolasi
-   Hindari rangsangan dari luar sinar dan keributan
-  Kurangi penerimaan kunjungan untuk pasien
-  Perawat pasien dengan jumlahnya terbatas









2. Pengobatan medis
Banyak pengobatan untuk menghindari kejang yang berkelanjutan dan meningkatkan vitalitas janin dalam kandungan. Dengan pemberian :
-  Sistem stroganof
-  Sodium pentothal dapat menghilangkan kejang
-  Magnesium sulfat dengan efek menurunkan tekanan darah , mengurangi sensitivitas saraf pada sinapsis, meningkatkan deuresis dan mematahkan sirkulasi iskemia plasenta sehingga menurunkan gejala klinis eklampsia.
-  Diazepam atau valium
 -     Litik koktil

3.      Pemilihan metode persalinan
Pilihan pervaginam diutamakan :
-  Dapat didahului dengan induksi persalinan
-     Bahaya persalinan ringan
-    Bila memenuhi syarat dapat dilakukan dengan memecahkan ketuban, mempercepat pembukaan, dan tindakan curam untuk mempercepat kala pengeluaran.
-    Persalinan plasenta dapat dipercepat dengan manual
-    Menghindari perdarahan dengan diberikan uterotonika

Pertimbangan seksio sesarea :
-  Gagal  induksi persalinan pervaginam
-   Gagal pengobatan konservatif











Daftar Pustaka

 Moctar, Rustam: Sinopsis Obstetr. Jakarta: EGC, 1998

www.eblogmakalah.blogspot.com.htm


Tidak ada komentar:

Posting Komentar