KONSEP DASAR ASUHAN
KEBIDANANN PADA IBU DALAM MASA PERSALINAN
1.1 PENGERTIAN PERSALINAN
Persalinan
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir sontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin.( Sarwono,
2002)
Persalinan
adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke
dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan bantuan atau tanpa
bantuan (kekuatan sendiri). (Rustam, 2002).
Persalinan
adalah keluarnya janin disertai plasenta dari mulai umur kehamilan nol bulan sampai sembilan bulan dan
berakhir dengan enam jam pemantauan post partum. (Prawirohardjo, 2002:135).
Persalinan
adalah proses adanya kontraksi dari fase laten, fase aktif, fase pengeluaran,
fase uri, pemantauan post partum sampai kondisi ibu baik. (Prawirohardjo, 2005).
Persalinan
dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu ), lahir spntan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 – 24 jam jam, tnpa komlikasi baik
pada ibu maupun pada janin ( Saifuddin, 2006 ).
Persalinan
adalah proses dimana bayi plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Winkjosastro, 2008).
Persalinan
adalah proses di mana bayi,plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
Persalinan di anggap normal jika proses nya terjadi padda usia kehamilan cukup
bulan ( setelah 37 minggu ) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai
( inpartu)sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks
(Membuka dan menipis ) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu
jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks ( JNPK – KR,2007 ).
Persalinan normal
adalah persalinan yang :
·
Terjadi pada kehamilan
aterm (bukan prematur atau postmatur)
·
Mempunyai onset yang
spontan (tidak diinduksi)
·
Selesai setelah 4 jam
dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (bukan partus presipitatus atau partus
lama)
·
Mempunyai janin
(tunggal) dengan presentasi verteks (puncak kepala) dan oksiput pada bagian
anterior pelvis
·
Terlaksana tanpa
bantuan artificial (seperti forceps)
·
Tidak mencakup
komplikasi (seperti perdarahan hebat)
·
Mencakup pelahiran
plasenta yang normal
v A.Persalinan Berdasarkan
Tehnik
Persalinan
spontan :
yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan
lahir.
Persalinan
buatan
: yaitu persaliandengan tenaga dari luar
dengan ektraksi forceps, ektrksi
vacum dan sectio sesaria.
Persalinan
anjuran :yaitu
persalinan tidak di mulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban, pemberian pitocin aprostaglandin (Mochtar, 1983 : 221 – 223
)
v B.Persalinan berdasarkan
umur kehamilan.
Abortus
: Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat
badan kurang dari 500 gram.
Partus Imaturus :
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan
berat badan anatara 500 gram dan 990 gram.
Partus
prematurus :
Pengeluaran buah kehamilan antara 28
minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499
gram.
Partus maturs
atau aterm
: Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu dengan berat badan
bayi di tas2500 gram.
Partus post maturus
atau serau tinus : Pengeluaran buah kehamila stelah 2 minggu
atau lebih dari waktu persalinan yang di taksirkan. ( Mohctar. 1988 : 91)
1.2 SEBAB – SEBAB MULAINYA PERSALINAN
1.Penurunan kadar progesteron
Progesteron
menimbulkan relaksasi otot – otot rahim, sebaiknya estrogen meningkatkan
kontraksi otot lambung.selama kehamilan, terdapat keseimbangan antara kadar
progesteron dan estrogen didalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar
progesteron menurun, sehingga timbul his.
2.Teori oksitosin
Pada
akhir kehamilan kadar ksitosin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot
– otot rahim.
3.Peregangan otot – otot
Dengan
majunya kehamilan maka makin tereganglah otot – otot rahim sehingga timbul
kontraksi, untuk mengeluarkan janin.
4.Pengaruh janin
Hifofise
dan kadar suprarenal janin rupanya memegang peranan penting oleh karena itu
pada ancefalus kelahiran sering lebih lama.
5.Teori prostaglandin
Kadar
prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm terutama saat
persalinan yang menyebab kan kontraksi myometrium (moohtar. 1983, 223 )
Prostaglandin
yang di hasilkan oleh decidua, menjadi salah satu sebab permulaan persalinan.
Hasil dari percobaan menunjukan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yg di berikan
secara intravena, inta dan extramnial menimbulkan kontraksi myometrium pada
setiap umur kehamilan. Hal ini juga di sokong dg adanya kadar prostaglandin yg
tinggi baik dalam air ketuban maupun darah parifer pada ibu ibu hamil sebelum
melahirkan atau selama persalinan.
Sementara
itu, proses persalinan berjalan secara bertahap melalui tahapan-tahapan
tertentu yang bisa dikenali tanda-tanda atau ciri-cirinya. Secara garis
besarnya, tahapan itu dibedakan menjadi 4 tahapan kala persalinan yakni : kala
I, kala II, kala III dan kala IV.
6. Teori berkurangnya nutrisi
Berkurangnya
nutrisi pada janin di kemukakan oleh hipokrates untuk pertama kalinya. Bila
nutrisi pada janin maka hasil konsesi akan segera di keluarkan.
7.Faktor lain
Tekanan
ganglion servikal dari fleksus franken hauser yang terletak di belakang
serviks.Ganglion ini tertekan, maka kontraksi uterus dapat di bangkitkan.
Secara
mikropis perubahan – perubahan bikimia dalam tubuh wanita hamil sangat
menentukan seperti perubahan hormon estrogen dan progesteron.
1.Estrogen
Berfungsi
untuk meningkatkan sensitifitas otot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan
dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan
mekanis.
2.Progesteron
Berfungsi
untuk menurunkan sensifitas otot rahim, menyuliitkan penerimaan rangsangan dari
luar seperti oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis dan
menyebabkan otot rahim dan otot polos
relaksasi.
1.3 TAHAPAN PERSALINAN ( I, II, III )
1.Persalinan kala I
Persalinan
kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0 sampai
pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala pembukaan berlangsung tidak begitu
kuat sehungga ibu / wanita masih dapat berjalan – jalan.
Klinis dapat di nyatakan mulai terjadi partus
jika timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah
(bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis
servicalis karena mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darah beraal dari
pembuluh – pembuluh karier yang berada di sekitar kanalis servikalis tersebut
pecah karena pergeseran – pergeseran ketika serviks membuka.
Proses
ini berlangsung kurang lebih 18 – 24 jam, yang terbagi menjdi 2 fase, yaitu
fase laten (8 jam ) dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm, dari fase aktif
( 7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm – pembukaan 10 cm.
Dalam
fase aktif ini masih di bagi menjadi 3 fase lagi yaitu :
Fase akselerasi : dimana dalam waktu 2 jam
pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
fase dilaktasi
maksimal :
yakni dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari pembukaan 4 cm
menjadi 9 cm.
fase deselerasi :
dimana pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm
menjadi 10 cm.kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif.
Keadaan tersebut dapat di jumpai baik pada
primigravida maupun multi gravida, akan tetapi pada multigravida fase laten,
fase aktif dan fase deselerasi menjadi lebih pendek.Komplikasi yang dapat
timbul pada kala I yaitu : Ketuban pecah dini, tali pusat menumbung, obstruksi
plasenta, gawat janin, inersia uteri.
2. Persalinan kala II
Gejala
dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap, tampak bagian kepala janin
melalui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin meneran pada saat kontraksi,
ada dorongan pada rektum atau vagina, perineum terlihat menonjol, vulva dan
spinterani membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
Di mulai dari pembukaan lengkap ( 10 cm )
sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlngsung 2 jam pada primigravida dan
multi. Pada kala pengeluaran janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadi tekanan pada otot – otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rektum ibu merasa seperti mau
buang air besar dengan tanda anus membuka.
Pada
waktu his, kepala janin muai keihatan, vulva membuka, perineum membuka,
perineum meregang dengan adanya his ibu di pimpin untuk mengedan, maka lahir
kepala di ikuti oleh seluruh badan janin.
Komplikasi
yang dapat timbul pada kal II yaitu eklamsi, kegawat daruratan janin tali pusat menumbung, penurunan kepala
terhenti, kelahiran ibu, persalinan lama, ruptur uteri, distosia karena
kelainan letak infeksi, intrapartum, inersia uteri, tanda – tanda lilitan
pusat.
3.Persalinan kala III
Batasan
kala III, masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses pengeluaran
plasenta tanda- tanda lepasnya plasenta : Terjadi erubahan bentuk uterus dan
tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau menjulur keluar melaalui vagina
/ vulva, adanya semburan darah secara tiba – tiba kala III, berlangsung tidak
lebih dari 30 menit.
Setelah
bayi lahiruterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat beberapa
menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya biasanya plasenta lepas dalam 6 menit sampai 15 menit setelah bayi
lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta,
disertai dengan pengeluaran darah. Komplikasi yang dapat timbul pada kala III
adalah perdarahan akibat antonia uteri, retensio plasenta,tanda gejala tali
pusat.
1.4 Tujuan asuhan persalinan
Kelahiran
merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dan keluarganya. Sebagai
tenaga kerja kesehatan khususnya bidan beruntung dapat berbagi peristiwa ini
dengan keluarga. Bidan juga berada dalam posisi yang unik untuk meningkatkan kemampuan
ibu dalam melahirkan, sebagaimana juga kemampuan menemani ibu dalam proses
kelahiran dalam memberikan dukungan dan dorongan.
Sangat penting untuk di ingat bahwa persalinan
adalah proses yang normal serta merupakan suatu kejadian yang sehat. Akan
tetapi potensi yang mengancam nyawa juga akan selalu mengintai,sehingga bidan
harus mengamati dengan ketat baik ibu maupun bayinya sepanjang kelahiran
.dukungan yang terus menerus dan penatalaksanaan yang terampil dalam seorang
bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenagkan
deganhasil persalinan yang sehat dan memuaskan .
persalinan
bersih dan aman serta pencegahan komplikasi teryata dapat mencegahmeningkatnya
kematian ibu.penatalaksanaan komplikasi yang terjadiselama persalinan dan
setelah bayi lahir pada tingkat tertentu mempuyai keterbatasan karena
komplikasi tidak selalu mudah di
tatalaksanakan disetiap tempat atau keadaan.
Pencegahan
komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir akan mengurangi kesakitan
dan kematian ibu serta bayi baru lahir . deteksi dini dan pencegahan komplikasi
dapat menurunan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru ahir.
Tujuan
ashan persalinan adalah mengupayakan kelangsungan hdup dan mencapai derajat
kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayi nya,melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta
intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualiyas pelayanan dapat
terjaga pada tinggkat yang optimal.dengan pendekatan yang seperti ini ,berarti
bahwa upaya asuhan persalinan normal harus didukung oleh adanya alasan yang
kuat dan berbagai bukti ilmiah yang dapat menunjukan adanya manpaat apabila
diaplikasikan pada setiap proses persalinan .
persalinan dapat terjadi di rumah ,puskesmas
,atau di rumah sakit. Sedangkan penolong persalinan bisa seorang
bidan,dukun,dokter umum atau spesialis obstetri-ginekologi. Asuhan dapat
disesuaikan dengan lingkungan di mana di mana tempat asuhan di berikan .
Tujuan
asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam
upaya mencapai pertolongan yang bersi dan aman dengan memperhatikan aspek
sayang ibu dan sayang bayi .(saepudin ,2007:100).
1.5 Tanda-tanda
persalinan.
Persalinan
dapat dicurigai jika setelah usia kehamilan 22 minggu keatas, ibu merasa nyeri
abdomen berulang yang disertai cairan lendir yang mengandung darah atau show.
Agar dapat mendiagnosa persalinan, kemudian harus memastikan perubahan serviks
dan kontraksi yang cukup.
1. Perubahan
serviks, kepastian persalinan dapat d tentikan hanya jika serviks secara
progresif menipis dan membuka.
2. Kontraksi
yang cukup / adekuat, kontraksi dianggap adekuat jika
a. Kontraksi
terjadi teratur,minimal 3 x dalam 10 menit, kontraksi berlangsung sedikitnya 40
detik.
b. Uterus
mengeras selama kontraksi, sehingga tidak bisa menekan uterus dengan menggunakan
jari tangan.
Sangat
sulit membedakan antara persalinan sesungguhnya dan persalinan semu. Indikator
persalinan sesungguhnya di tandai dengan kemajuan penipisan dan pembukaan
seviks.
Ketika ibu mengalami persalinan semu, ia
merasakan kontraksi yang menyakitkan namun kontraksi tersebut tidak menyebabkan
menipisa dan pembukaan serviks.
Persalinan semu bisa terjadi beberapa hari
atau beberapa minggu sebelum permulaan persalinan sesungguhnya. Karena
persalinan semu sngat menyakitkan, mungkin sulit bagi ibu untuk menghadapi masa
ini dalam kehamilannya.
Tanda-tanda
persalinan sudah dekat:
1.
Menjelang minggu ke 36,
pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri braxton hicks, ketegangan
dinding perut, ketegangan ligamentum rotundum, dan gaya berat janin sehingga
kepala ke arah bawah. Masuknya kepala janin ke pintu atas panggul dirasakan ibu
hamil dengan merasa ringan di bagian atas (rasa sesak mulai berkurang), terjadi
kesulitan saat berjalan, sering kencing. Gambaran penurunan bagian terndah
janin tersebut sangat jelas pada primigravida, sedangkan pada multigravida
kurang jelas karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang
persalinan.
2.
Terjadi his permulaan.
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi braxton hicks. Kontraksi ini
dapat di kemukakan sebagai keluhan,
karena dirasakan sakit dan mengganggu. Kontraksi ini terjadi karena perubahan
keseimbangan estrogen dan progesteron dan memberikan kesempatan rangsangan
oksitoksin. Dengan mungkin tua kehamilan, maka pengeluaran estrogen dan progesteron
makin berkurang, sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih
sering sebagai his palsu.
Karakteristik
persalinan sesungguhnya dan persalinan semu
Persalinan
sesungguhnya
|
Persalinan semu
|
Serviks menipis dan membuka
|
Tidak ada perubahan pada serviks
|
Rasa nyeri dan interval teratur
|
Rasa nyeri tidak teratur
|
Interval antara rasa nyeri yang secara perlahan
semakin pendek
|
Tidak ada perubahan interval antara rasa nyeri
yang satu dengan yang lain
|
Waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah
|
Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan
kontraksi
|
Rasa nyeri terasa di bagian-bagian belakang dan
menyebar ke depan
|
Kebanyakan rasa nyeri di bagian depan
|
Dengan berjalan bertambah invensitas
|
Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan
|
Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi
intensitas nyeri
|
Tidak ada hubungan antar tingkat kekuatan
kontraksi uterus dengan intensitas rasa nyeri
|
Lendir darah sering tampak ada penurunan bagian
kepala janin
|
Tidak ada lendir darah
Tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin
|
Kepala janin sudah terfiksasi di PAP di antara
kotraksi
|
Kepala belum masuk PAP walaupun adanya kontraksi
|
Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses
persalinan sesungguhnya
|
Pemberian obat penenang yang efisien menghentikan
rasa nyeri pada persalinan semu
|
MEKANISME
PERSALINAN NORMAL
SOAL – SOAL KELOMPOK 1
KASUS I
Ny. T umur 28
tahun G2 P1 A0 hamil 36 minggu datang ke BPS diantar oleh keluarganya, dengan
tidak sadar, saat dirumah Ny. Teti mengalami kejang – kejang. Hasil pemeriksaan
dilakukan oleh bidan didapatkan TD 160/110 mmHg, N 100 x/mnt, R 16 x/ mnt, DJJ
irreguler, TFU 3 jari dibawah Px, presentasi kepala, punggung kanan, dan oedema
pada wajah, tangan dan kaki.
1. Diagnosa yang sesuai keadaan Ny. Teti
adalah………….
a. Eklampsia
b. Pre eklampsia berat
c. Pre eklampsia ringan
d. Pre eklampsia sedang
2. Untuk menunjang diagnosis pada kasus Ny.
Teti diperlukan pemeriksaan adalah………….
a. Hb darah
b. Darah rutin
c. Protein urine
d. Urine reduksi
3. Komplikasi yang dapat terjadi pada janin
Ny. Teti adalah………….
a. IUGR
b. BBLR
c. Sianosis
d. Hypoksia intra uterin
4. Penatalaksanaan yang tepat pada kasus Ny.
Teti adalah………….
a. Rujuk ke RS
b. Memberikan MgSO4 dan kemudian rujuk ke
RS
c. Memberikan diazepam dan kemudian rujuk
ke RS
d. Memberikan MgSO4 dan diazepam dan
kemudian rujuk ke RS
5. Dalam masa in partu Ny. Teti harus lahir
selambatnya dalam waktu adalah………….
a. 5 jam
b. ½ jam
c. 10 jam
d. 12 Jam
KASUS I (untuk
soal no. 6 – 10)
Ny. Sarah, 25
tahun, G1P0A0, hamil 38 minggu, datang ke BPS pukul 08.00 WIB, mengeluh perut
kenceng-kenceng, hasil pemeriksaan : KU baik, TD : 110/70 mmHg, Nadi 80x/menit,
respirasi 24x/menit, TFU 30 cm, kepala sudah masuk 2/5, hasil VT pembukaan
serviks 8 cm, selaput ketuban masih utuh, ibu mengatakan cemas menghadapi
persalinan.
6. Diagnosa kebidanan Ny. Sarah adalah ….
A. Inpartu kala I fase laten
B. Inpartu kala I fase aktif akselerasi
C. Inpartu kala I fase aktif deselerasi
D. Inpartu kala I fase aktif dilatasi maksimal
7. Data fokus yang menunjukkan Ny. Sarah
dalam proses persalinan….
A. Kepala masuk 2/5
B. TFU 30 cm
C. Kenceng-kenceng
D. Pembukaan serviks 8 cm
8. Sesuai dengan kasus Ny.Sarah penurunan
kepala berada pada
A. Hodge I
B. Hodge II
C. Hodge III
D. Hodgee IV
9. Asuhan sayang ibu yang diberikan pada Ny.
Sarah …
A. Memberikan dukungan emosional
B. Memberikan nutrisi
C. Menganjurkan ibu untuk berbaring
D. Melakukan periksa dalam kembali untuk
menentukan pembukaan
10. Setelah dievaluasi, ibu menyatakan ingin
meneran, tindakan bidan adalah
A. Memecah ketuban
B. Memimpin persalinan
C. Memastikan pembukaan lengkap
D. Menganjurkan ibu untuk mengatur pernafasan
KASUS II (untuk
soal no. 11-15)
Ny. Mira umur 25
tahun PI A0 AHI baru saja melahirkan bayinya secara spontan, keadaan bayinya
menangis kuat, kemerahan pada kulit dan tonus ototnya baik. Sedangkan plasenta
belum lahir, Tinggi fundus uteri masih setinggi pusat, sudah terdapat tanda-
tanda pelepasan plasenta.
11. Ny.Mira saat ini dalam kondisi...........
A. Inpartu fase aktif
B. Post partum
C. Inpartu kala II
D. Inpartu kala III
12. Tindakan yang dilakukan bidan berdasarkan
kasus Ny.Mira adalah.........
A. Pastikan janin tunggal
B. Injeksi oksitosin
C. Penegangan tali pusat terkendali
D. Melahirkan plasenta
13. Sesuai kasus diatas diperkirakan plasenta
akan lahir dalam waktu.............
A. 5 – 10 menit
B. 10 – 15 menit
C. 15 – 20 menit
D. 15 – 30 menit
14. Tali pusat memanjang, semburan darah
mendadak dan uterus globuler merupakan......
A. Inpartu
III
B. Tanda- tanda bayi sudah lahir
C. Tanda- tanda pelepasan tali pusat
D. Tanda- tanda pelepasan plasenta
15. Pada keadaan kontraksi, uterus inkoordinasi
akan membentuk cicin retraksi patologis (bendel’s Rings),pada bagian uterus ini
merupakan bagian uterus..........
A. Segmen atas uterus
B. Segmen tengah uterus
C. Segmen bawah uterus
D. Batas antara segmen atas dan bawah
Kasus I (untuk
No. 16 s/d 18)
Ny N usia 26
tahun hamil anak kedua 39 mgg datang ke Bidan jam 01.00 WIB. Dilakukan
pemeriksaan dengan hasil urin reduksi (+ +) TBJ janin 4100 gr, jam 08.00 WIB
pembukaan lengkap. Setelah dipimpin
mengejan kepala bayi lahir namun tidak ada kemajuan persalinan.
16. Diagnosa pada Ny N adalah…
a. Ny N 26 tahun Inpartu kala II dengan
makrosomia
b. Ny N 26 tahun Inpartu kala II dengan
distosia bahu
c. Ny N 26 tahun Inpartu kala II dengan
lilitan tali pusat.
d. Ny N 26 tahun Inpartu kala II dengan
Cepallo Pelivik Dispropotion.
17. Salah satu faktor penyebab dari Ny.N
berdasatkan kasus diatas adalah…
a. Hipertensi
b. Janin besar
c. Panggul sempit
d. Diabetes militus
Kasus II (untuk
No. 18 s/d 20)
Ny. Tina umur 30
tahun telah melahirkan anak ke-3 secara spontan pada jam 03.30 WIB. Bidan telah
memberikan suntikan oksi 10 IU/IM pada jam 03.32 WIB, kemudian dicoba melakukan
PTT tetapi plasenta belum lepas.
18. Pada jam 03.45 WIB belum juga
didapatkan tanda-tanda lepasnya plasenta. Yang anda lakukan pada NY.Tina
adalah…
a. Melakukan manual plasenta
b. Melakukan Kompresi Bimanual Interna
c. Menunggu dan mengobservasi 15 menit lagi
d. Memberikan oksitosin ke 2 sebanyak 10
IU/IM
19. Pada pukul 04.00 WIB plasenta masih
belum lepas, tanpak adanya perdarahan pervaginam, berdasarkan keadaan tersebut
maka diagnosisnya adalah….
a. Atonia Uteri
b. Inversio Uteri
c. Retensio Plasenta
d. Robekan jalan lahir
20. Berdasarkan keadaan tersebut maka tidakan
segera yang harus dilakukan bidan padaNy.T adalah…
a. Histerektomi
b. Merujuk ke RS
c. Melakukan Kuretase
d. Lakukan Reposisi Segera
JAWABAN SOAL KELOMPOK 1
1.
A 11.
D
2.
C 12.
A
3.
D 13.
D
4.
D 14.
D
5.
D 15.
D
6.
D 16.
B
7.
D 17.
B
8.
C 18.
D
9.
A 19.
C
10.
C 20.
C
REFERENSI
· Sumarah,
Yani widyastuti, Nining wiyati, (2008). Perawatan
Ibu Bersalin,Fitramaya: Yogyakarta
· Yulianti
Lia, (2009). Asuhan Kebidanan II,Trans
Info Media:Jakarta
· JNPK-KR,(2007).Asuhan PersalinanNormal,JHIEGO:Jakarta
· Mochtar,Rustam,(1998).Sinopsis Obstetri,EGC:Jakarta
· Varney,Helen,(2004),Asuhan Kebidanan,EGC:Jakarta
· Prawirohardjo,
Sarwono, 1999.Ilmu kandungan. Jakarta
: YBPSP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar