ccii mut

Jumat, 12 Juli 2013

KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANANN PADA IBU DALAM MASA PERSALINAN

1.1 PENGERTIAN PERSALINAN

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir sontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin.( Sarwono, 2002)
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). (Rustam, 2002).
Persalinan adalah keluarnya janin disertai plasenta dari mulai umur  kehamilan nol bulan sampai sembilan bulan dan berakhir dengan enam jam pemantauan post partum. (Prawirohardjo, 2002:135).
Persalinan adalah proses adanya kontraksi dari fase laten, fase aktif, fase pengeluaran, fase uri, pemantauan post partum sampai kondisi ibu baik.  (Prawirohardjo, 2005).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu ), lahir spntan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 – 24 jam jam, tnpa komlikasi baik pada ibu maupun pada janin ( Saifuddin, 2006 ).
Persalinan adalah proses dimana bayi plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. (Winkjosastro, 2008).


Persalinan adalah proses di mana bayi,plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan di anggap normal jika proses nya terjadi padda usia kehamilan cukup bulan ( setelah 37 minggu ) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan di mulai ( inpartu)sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (Membuka dan menipis ) dan berakhir dengan lahirnya  plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks ( JNPK – KR,2007 ).



Persalinan normal adalah persalinan yang :
·        Terjadi pada kehamilan aterm (bukan prematur atau postmatur)
·        Mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi)
·        Selesai setelah 4 jam dan sebelum 24 jam sejak saat awitannya (bukan partus presipitatus atau partus lama)
·        Mempunyai janin (tunggal) dengan presentasi verteks (puncak kepala) dan oksiput pada bagian anterior pelvis
·        Terlaksana tanpa bantuan artificial (seperti forceps)
·        Tidak mencakup komplikasi (seperti perdarahan hebat)
·        Mencakup pelahiran plasenta yang normal

v A.Persalinan Berdasarkan Tehnik
Persalinan spontan  : yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
Persalinan buatan    : yaitu persaliandengan tenaga dari luar  dengan ektraksi  forceps, ektrksi vacum dan sectio sesaria.
Persalinan anjuran :yaitu persalinan tidak di mulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin aprostaglandin (Mochtar, 1983 : 221 – 223 )
v B.Persalinan berdasarkan umur kehamilan.

Abortus                              : Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram.
Partus Imaturus                : Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan anatara 500 gram dan 990 gram.
Partus prematurus            : Pengeluaran buah  kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram.
Partus maturs atau aterm : Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu dengan berat badan bayi di tas2500 gram.
Partus  post maturus  atau serau tinus     : Pengeluaran buah kehamila stelah 2 minggu atau lebih dari waktu persalinan yang di taksirkan. ( Mohctar. 1988 : 91)


1.2 SEBAB – SEBAB MULAINYA PERSALINAN

1.Penurunan kadar progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot – otot rahim, sebaiknya estrogen meningkatkan kontraksi otot lambung.selama kehamilan, terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen didalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun, sehingga timbul his.

2.Teori oksitosin      
Pada akhir kehamilan kadar ksitosin bertambah oleh karena itu timbul kontraksi otot – otot rahim.
3.Peregangan otot – otot
Dengan majunya kehamilan maka makin tereganglah otot – otot rahim sehingga timbul kontraksi, untuk mengeluarkan janin.
4.Pengaruh janin
Hifofise dan kadar suprarenal janin rupanya memegang peranan penting oleh karena itu pada ancefalus kelahiran sering lebih lama.
5.Teori prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm terutama saat persalinan yang menyebab kan kontraksi myometrium (moohtar. 1983, 223 )
Prostaglandin yang di hasilkan oleh decidua, menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yg di berikan secara intravena, inta dan extramnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga di sokong dg adanya kadar prostaglandin yg tinggi baik dalam air ketuban maupun darah parifer pada ibu ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
Sementara itu, proses persalinan berjalan secara bertahap melalui tahapan-tahapan tertentu yang bisa dikenali tanda-tanda atau ciri-cirinya. Secara garis besarnya, tahapan itu dibedakan menjadi 4 tahapan kala persalinan yakni : kala I, kala II, kala III dan kala IV.
6. Teori berkurangnya nutrisi
Berkurangnya nutrisi pada janin di kemukakan oleh hipokrates untuk pertama kalinya. Bila nutrisi pada janin maka hasil konsesi akan segera di keluarkan.

7.Faktor lain
Tekanan ganglion servikal dari fleksus franken hauser yang terletak di belakang serviks.Ganglion ini tertekan, maka kontraksi uterus dapat di bangkitkan.
Secara mikropis perubahan – perubahan bikimia dalam tubuh wanita hamil sangat menentukan seperti perubahan hormon estrogen dan progesteron.
1.Estrogen
Berfungsi untuk meningkatkan sensitifitas otot rahim dan memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.
2.Progesteron      
Berfungsi untuk menurunkan sensifitas otot rahim, menyuliitkan penerimaan rangsangan dari luar seperti oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis dan menyebabkan otot rahim  dan otot polos relaksasi.




1.3 TAHAPAN PERSALINAN ( I, II, III )

1.Persalinan kala I
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0 sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehungga ibu / wanita masih dapat berjalan – jalan.
 Klinis dapat di nyatakan mulai terjadi partus jika timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir yang bersemu darah (bloody show). Lendir yang bersemu darah ini berasal dari lendir kanalis servicalis karena mulai membuka atau mendatar. Sedangkan darah beraal dari pembuluh – pembuluh karier yang berada di sekitar kanalis servikalis tersebut pecah karena pergeseran – pergeseran ketika serviks membuka.
Proses ini berlangsung kurang lebih 18 – 24 jam, yang terbagi menjdi 2 fase, yaitu fase laten (8 jam ) dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm, dari fase aktif ( 7 jam) dari pembukaan serviks 3 cm – pembukaan 10 cm.



Dalam fase aktif ini masih di bagi menjadi 3 fase lagi yaitu :
Fase akselerasi              : dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
fase dilaktasi maksimal          : yakni dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm.
fase deselerasi               : dimana pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif.
 Keadaan tersebut dapat di jumpai baik pada primigravida maupun multi gravida, akan tetapi pada multigravida fase laten, fase aktif dan fase deselerasi menjadi lebih pendek.Komplikasi yang dapat timbul pada kala I yaitu : Ketuban pecah dini, tali pusat menumbung, obstruksi plasenta, gawat janin, inersia uteri.
http://mylifeismypride.files.wordpress.com/2011/02/hrphysiol01.gif?w=640




2. Persalinan kala II
Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap, tampak bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin meneran pada saat kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina, perineum terlihat menonjol, vulva dan spinterani membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah.
 Di mulai dari pembukaan lengkap ( 10 cm ) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlngsung 2 jam pada primigravida dan multi. Pada kala pengeluaran janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada otot – otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rektum ibu merasa seperti mau buang air besar dengan tanda anus membuka.
Pada waktu his, kepala janin muai keihatan, vulva membuka, perineum membuka, perineum meregang dengan adanya his ibu di pimpin untuk mengedan, maka lahir kepala di ikuti oleh seluruh badan janin.
Komplikasi yang dapat timbul pada kal II yaitu eklamsi, kegawat daruratan  janin tali pusat menumbung, penurunan kepala terhenti, kelahiran ibu, persalinan lama, ruptur uteri, distosia karena kelainan letak infeksi, intrapartum, inersia uteri, tanda – tanda lilitan pusat.

3.Persalinan kala III
Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya proses pengeluaran plasenta tanda- tanda lepasnya plasenta : Terjadi erubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang atau menjulur keluar melaalui vagina / vulva, adanya semburan darah secara tiba – tiba kala III, berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
Setelah bayi lahiruterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya biasanya plasenta lepas dalam 6 menit sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta, disertai dengan pengeluaran darah. Komplikasi yang dapat timbul pada kala III adalah perdarahan akibat antonia uteri, retensio plasenta,tanda gejala tali pusat.





1.4 Tujuan asuhan persalinan
Kelahiran merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dan keluarganya. Sebagai tenaga kerja kesehatan khususnya bidan beruntung dapat berbagi peristiwa ini dengan keluarga. Bidan juga berada dalam posisi yang unik untuk meningkatkan kemampuan ibu dalam melahirkan, sebagaimana juga kemampuan menemani ibu dalam proses kelahiran dalam memberikan dukungan dan dorongan.
 Sangat penting untuk di ingat bahwa persalinan adalah proses yang normal serta merupakan suatu kejadian yang sehat. Akan tetapi potensi yang mengancam nyawa juga akan selalu mengintai,sehingga bidan harus mengamati dengan ketat baik ibu maupun bayinya sepanjang kelahiran .dukungan yang terus menerus dan penatalaksanaan yang terampil dalam seorang bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenagkan deganhasil persalinan yang sehat dan memuaskan .
persalinan bersih dan aman serta pencegahan komplikasi teryata dapat mencegahmeningkatnya kematian ibu.penatalaksanaan komplikasi yang terjadiselama persalinan dan setelah bayi lahir pada tingkat tertentu mempuyai keterbatasan karena komplikasi  tidak selalu mudah di tatalaksanakan disetiap tempat atau keadaan.
Pencegahan komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir akan mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir . deteksi dini dan pencegahan komplikasi dapat menurunan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru ahir.
Tujuan ashan persalinan adalah mengupayakan kelangsungan hdup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayi nya,melalui berbagai upaya      yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualiyas pelayanan dapat terjaga pada tinggkat yang optimal.dengan pendekatan yang seperti ini ,berarti bahwa upaya asuhan persalinan normal harus didukung oleh adanya alasan yang kuat dan berbagai bukti ilmiah yang dapat menunjukan adanya manpaat apabila diaplikasikan pada setiap proses persalinan .
 persalinan dapat terjadi di rumah ,puskesmas ,atau di rumah sakit. Sedangkan penolong persalinan bisa seorang bidan,dukun,dokter umum atau spesialis obstetri-ginekologi. Asuhan dapat disesuaikan dengan lingkungan di mana di mana tempat asuhan di berikan .
Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan yang bersi dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi .(saepudin ,2007:100).
1.5  Tanda-tanda persalinan.
Persalinan dapat dicurigai jika setelah usia kehamilan 22 minggu keatas, ibu merasa nyeri abdomen berulang yang disertai cairan lendir yang mengandung darah atau show. Agar dapat mendiagnosa persalinan, kemudian harus memastikan perubahan serviks dan kontraksi yang cukup.
1.     Perubahan serviks, kepastian persalinan dapat d tentikan hanya jika serviks secara progresif menipis dan membuka.
2.     Kontraksi yang cukup / adekuat, kontraksi dianggap adekuat jika
a.     Kontraksi terjadi teratur,minimal 3 x dalam 10 menit, kontraksi berlangsung sedikitnya 40 detik.
b.     Uterus mengeras selama kontraksi, sehingga tidak bisa menekan uterus dengan menggunakan jari tangan.
Sangat sulit membedakan antara persalinan sesungguhnya dan persalinan semu. Indikator persalinan sesungguhnya di tandai dengan kemajuan penipisan dan pembukaan seviks.
 Ketika ibu mengalami persalinan semu, ia merasakan kontraksi yang menyakitkan namun kontraksi tersebut tidak menyebabkan menipisa dan pembukaan serviks.

 Persalinan semu bisa terjadi beberapa hari atau beberapa minggu sebelum permulaan persalinan sesungguhnya. Karena persalinan semu sngat menyakitkan, mungkin sulit bagi ibu untuk menghadapi masa ini dalam kehamilannya.
Tanda-tanda persalinan sudah dekat:
1.     Menjelang minggu ke 36, pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri braxton hicks, ketegangan dinding perut, ketegangan ligamentum rotundum, dan gaya berat janin sehingga kepala ke arah bawah. Masuknya kepala janin ke pintu atas panggul dirasakan ibu hamil dengan merasa ringan di bagian atas (rasa sesak mulai berkurang), terjadi kesulitan saat berjalan, sering kencing. Gambaran penurunan bagian terndah janin tersebut sangat jelas pada primigravida, sedangkan pada multigravida kurang jelas karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelang persalinan.

2.     Terjadi his permulaan. Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi braxton hicks. Kontraksi ini dapat di kemukakan sebagai  keluhan, karena dirasakan sakit dan mengganggu. Kontraksi ini terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dan memberikan kesempatan rangsangan oksitoksin. Dengan mungkin tua kehamilan, maka pengeluaran estrogen dan progesteron makin berkurang, sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.

Karakteristik persalinan sesungguhnya dan persalinan semu     
Persalinan sesungguhnya
Persalinan semu
Serviks menipis dan membuka
Tidak ada perubahan pada serviks
Rasa nyeri dan interval teratur
Rasa nyeri tidak teratur
Interval antara rasa nyeri yang secara perlahan semakin pendek
Tidak ada perubahan interval antara rasa nyeri yang satu dengan yang lain
Waktu dan kekuatan kontraksi semakin bertambah
Tidak ada perubahan pada waktu dan kekuatan kontraksi
Rasa nyeri terasa di bagian-bagian belakang dan menyebar ke depan
Kebanyakan rasa nyeri di bagian depan
Dengan berjalan bertambah invensitas
Tidak ada perubahan rasa nyeri dengan berjalan
Ada hubungan antara tingkat kekuatan kontraksi intensitas nyeri
Tidak ada hubungan antar tingkat kekuatan kontraksi uterus dengan intensitas rasa nyeri
Lendir darah sering tampak ada penurunan bagian kepala janin
Tidak ada lendir darah
Tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin
Kepala janin sudah terfiksasi di PAP di antara kotraksi
Kepala belum masuk PAP walaupun adanya kontraksi
Pemberian obat penenang tidak menghentikan proses persalinan sesungguhnya
Pemberian obat penenang yang efisien menghentikan rasa nyeri pada persalinan semu









MEKANISME PERSALINAN NORMAL
http://mylifeismypride.files.wordpress.com/2011/02/10656918.png?w=300&h=230


http://mylifeismypride.files.wordpress.com/2011/02/86951818.png?w=300&h=234
http://mylifeismypride.files.wordpress.com/2011/02/66630859.png?w=300&h=234
http://mylifeismypride.files.wordpress.com/2011/02/78818780.png?w=300&h=234
http://mylifeismypride.files.wordpress.com/2011/02/99684269v.png?w=300&h=248
http://mylifeismypride.files.wordpress.com/2011/02/60159881.png?w=300&h=242
http://mylifeismypride.files.wordpress.com/2011/02/95269486.png?w=300&h=269
http://mylifeismypride.files.wordpress.com/2011/02/15999614.png?w=300&h=256




SOAL – SOAL KELOMPOK 1

KASUS I
Ny. T umur 28 tahun G2 P1 A0 hamil 36 minggu datang ke BPS diantar oleh keluarganya, dengan tidak sadar, saat dirumah Ny. Teti mengalami kejang – kejang. Hasil pemeriksaan dilakukan oleh bidan didapatkan TD 160/110 mmHg, N 100 x/mnt, R 16 x/ mnt, DJJ irreguler, TFU 3 jari dibawah Px, presentasi kepala, punggung kanan, dan oedema pada wajah, tangan dan kaki.
1.      Diagnosa yang sesuai keadaan Ny. Teti adalah………….
a.    Eklampsia
b.    Pre eklampsia berat
c.    Pre eklampsia ringan
d.   Pre eklampsia sedang

2.      Untuk menunjang diagnosis pada kasus Ny. Teti diperlukan pemeriksaan adalah………….
a.       Hb darah
b.      Darah rutin
c.       Protein urine
d.      Urine reduksi

3.      Komplikasi yang dapat terjadi pada janin Ny. Teti adalah………….
a.         IUGR                                                            
b.         BBLR
c.         Sianosis
d.         Hypoksia intra uterin

4.      Penatalaksanaan yang tepat pada kasus Ny. Teti adalah………….
a.         Rujuk ke RS                                                  
b.         Memberikan MgSO4 dan kemudian rujuk ke RS
c.         Memberikan diazepam dan kemudian rujuk ke RS
d.         Memberikan MgSO4 dan diazepam dan kemudian rujuk ke RS

5.      Dalam masa in partu Ny. Teti harus lahir selambatnya dalam waktu adalah………….
a.       5 jam                                                                                                 
b.       ½ jam
c.       10 jam
d.      12 Jam                                               


KASUS I (untuk soal no. 6 – 10)
Ny. Sarah, 25 tahun, G1P0A0, hamil 38 minggu, datang ke BPS pukul 08.00 WIB, mengeluh perut kenceng-kenceng, hasil pemeriksaan : KU baik, TD : 110/70 mmHg, Nadi 80x/menit, respirasi 24x/menit, TFU 30 cm, kepala sudah masuk 2/5, hasil VT pembukaan serviks 8 cm, selaput ketuban masih utuh, ibu mengatakan cemas menghadapi persalinan.
           
6.      Diagnosa kebidanan Ny. Sarah adalah ….
A.    Inpartu kala I fase laten
B.     Inpartu kala I fase aktif akselerasi
C.     Inpartu kala I fase aktif deselerasi
D.    Inpartu kala I fase aktif dilatasi maksimal

7.      Data fokus yang menunjukkan Ny. Sarah dalam proses persalinan….
A.    Kepala masuk 2/5
B.     TFU 30 cm
C.     Kenceng-kenceng
D.    Pembukaan serviks 8 cm

8.      Sesuai dengan kasus Ny.Sarah penurunan kepala berada pada
A.  Hodge I
B.   Hodge II
C.   Hodge III
D.  Hodgee IV

9.      Asuhan sayang ibu yang diberikan pada Ny. Sarah …
A.     Memberikan dukungan emosional
B.     Memberikan nutrisi
C.     Menganjurkan ibu untuk berbaring
D.    Melakukan periksa dalam kembali untuk menentukan pembukaan

10.      Setelah dievaluasi, ibu menyatakan ingin meneran, tindakan bidan adalah
A.  Memecah ketuban
B.   Memimpin persalinan
C.   Memastikan pembukaan lengkap
D.  Menganjurkan ibu untuk mengatur pernafasan
 

KASUS II (untuk soal no. 11-15)
Ny. Mira umur 25 tahun PI A0 AHI baru saja melahirkan bayinya secara spontan, keadaan bayinya menangis kuat, kemerahan pada kulit dan tonus ototnya baik. Sedangkan plasenta belum lahir, Tinggi fundus uteri masih setinggi pusat, sudah terdapat tanda- tanda pelepasan plasenta.
11.      Ny.Mira saat ini dalam kondisi...........
A.    Inpartu fase aktif
B.     Post partum
C.     Inpartu kala II
D.    Inpartu kala III

12.      Tindakan yang dilakukan bidan berdasarkan kasus Ny.Mira adalah.........
A.    Pastikan janin tunggal
B.     Injeksi oksitosin
C.     Penegangan tali pusat terkendali
D.    Melahirkan plasenta



13.      Sesuai kasus diatas diperkirakan plasenta akan lahir dalam waktu.............
A.    5 – 10 menit
B.     10 – 15 menit
C.     15 – 20 menit
D.    15 – 30 menit

14.      Tali pusat memanjang, semburan darah mendadak dan uterus globuler merupakan......
A.    Inpartu  III
B.     Tanda- tanda bayi sudah lahir
C.     Tanda- tanda pelepasan tali pusat
D.    Tanda- tanda pelepasan plasenta

15.  Pada keadaan kontraksi, uterus inkoordinasi akan membentuk cicin retraksi patologis (bendel’s Rings),pada bagian uterus ini merupakan bagian uterus..........
A.    Segmen atas uterus
B.     Segmen tengah uterus
C.     Segmen bawah uterus
D.    Batas antara segmen atas dan bawah

Kasus I (untuk No. 16 s/d 18)
Ny N usia 26 tahun  hamil  anak kedua 39 mgg  datang ke Bidan jam 01.00 WIB. Dilakukan pemeriksaan dengan hasil urin reduksi (+ +) TBJ janin 4100 gr, jam 08.00 WIB pembukaan  lengkap. Setelah dipimpin mengejan kepala bayi lahir namun tidak ada kemajuan persalinan.

16.         Diagnosa pada Ny N adalah…
a.       Ny N 26 tahun Inpartu kala II dengan makrosomia
b.      Ny N 26 tahun Inpartu kala II dengan distosia bahu
c.       Ny N 26 tahun Inpartu kala II dengan lilitan tali pusat.
d.      Ny N 26 tahun Inpartu kala II dengan Cepallo Pelivik Dispropotion.

17.         Salah satu faktor penyebab dari Ny.N berdasatkan kasus diatas adalah…
a.       Hipertensi
b.      Janin besar
c.       Panggul sempit
d.      Diabetes militus



Kasus II (untuk No. 18 s/d 20)
Ny. Tina umur 30 tahun telah melahirkan anak ke-3 secara spontan pada jam 03.30 WIB. Bidan telah memberikan suntikan oksi 10 IU/IM pada jam 03.32 WIB, kemudian dicoba melakukan PTT tetapi plasenta belum lepas.

18.         Pada jam 03.45 WIB belum juga didapatkan tanda-tanda lepasnya plasenta. Yang anda lakukan pada NY.Tina adalah…
a.       Melakukan manual plasenta
b.      Melakukan Kompresi Bimanual Interna
c.       Menunggu dan mengobservasi 15 menit lagi
d.      Memberikan oksitosin ke 2 sebanyak 10 IU/IM

19.         Pada pukul 04.00 WIB plasenta masih belum lepas, tanpak adanya perdarahan pervaginam, berdasarkan keadaan tersebut maka diagnosisnya adalah….
a.       Atonia Uteri
b.      Inversio Uteri
c.       Retensio Plasenta
d.      Robekan jalan lahir


20.     Berdasarkan keadaan tersebut maka tidakan segera yang harus dilakukan bidan padaNy.T adalah…
a.       Histerektomi
b.      Merujuk ke RS
c.       Melakukan Kuretase
d.      Lakukan Reposisi Segera








JAWABAN SOAL KELOMPOK 1
1. A                                                                     11. D
2. C                                                                     12. A                                               
3. D                                                                     13. D                                               
4. D                                                                     14. D           
5. D                                                                     15. D           
6. D                                                                     16. B
7. D                                                                     17. B                                                           
8. C                                                                     18. D                                                           
9. A                                                                     19. C
10. C                                                                   20. C                                                           




REFERENSI
·       Sumarah, Yani widyastuti, Nining wiyati, (2008). Perawatan Ibu Bersalin,Fitramaya: Yogyakarta
·       Yulianti Lia, (2009). Asuhan Kebidanan II,Trans Info Media:Jakarta
·       www.persalinan normal.google.co.id
·       JNPK-KR,(2007).Asuhan PersalinanNormal,JHIEGO:Jakarta
·       Mochtar,Rustam,(1998).Sinopsis Obstetri,EGC:Jakarta
·       Varney,Helen,(2004),Asuhan Kebidanan,EGC:Jakarta

·       Prawirohardjo, Sarwono, 1999.Ilmu kandungan. Jakarta : YBPSP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar