PEMBINAAN
DUKUN BAYI
Pengertian:
Dukun bayi adalah orang yang di anggap terampil dan
dipercaya oleh masyarakat untuk menolong persalinan dan perawatan ibu dan anak
sesuai kebutuhan masyarakat. (DEP.KES RI. 1994:2).
Dukun bayi adalah seorang wanita atau pria yang menolong
persalinan. Kemampuannya diperoleh secara turun temurun dari ibu kepada anak,
atau dari keluarga dekat
lainnya.(http:/www.fitry.blogspot.com/2011/02/pembinaan-dukun-bayi.html:23-04-1012:10:10).
Tenaga sejak dahulu kala sampai sekarang memang berperan
penting dalam pelayanan kebidanan oleh dukun bayi. (nama lain dukun beranak
atau dukun bersalin adalah dukun paraji).
Pernyataan tentang fisiologi dan patologi dalam
kehamilan,persalinan dan nifas sangat terbatas, sehingga bila timbul
komplikasi, ia tidak mampu mengatasinya, bahkan tidak menyadari arti dan
akibatnya. Biarpun demikian, dukun dalam masyarakat mempunyai pengaruh besar,
ia menyadari persalinan tidak hanya member pertolongan teknis, melainkan
memberikan pila anotional security kepada wanita yang sedang bersalin serta
keluarganya karna dengan doa-doanya dianggap membantu melancarkan jalannya
persalinan (Sarwono:2011)
Pembagian
Dukun Bayi:
1.
Dukun bayi terlatih:
Adalah dukun bayi yang telah mendapatkan
pelatihan oleh tenaga kesehatan yang telah dinyatakan lulus.
2.
Dukun bayi tidak terlatih:
Adalah
dukun bayi yang belum pernah terlatih oleh tenaga kesehatan atau dukun bayi
yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
Pembinaan
dukun adalah suatu pelatihan yang diberikan kepada dukun bayi oleh tenaga
kesehatan yang menitikberatkan pada peningkatan pengetahuan dukun yang
bersangkutan, terutama dalam hal kebersihan alat-alat persalinan, dan perawatan
bayi baru lahir, serta pengetahuan tentang perawatan kehamilan, deteksi dini
terhadap resiko tinggi pada ibu dan bayi, kb, gizi, serta pencatatan kelahiran
dan kematian.
.(http:/www.fitry.blogspot.com/2011/02/pembinaan-dukun-bayi.html:23-04-1012:10:10).
Kelebihan
dan Kekurangan Dukun Bayi
1.
Kelebihan:
a. Dukun
merawat ibu dan bayinya sampai tali pusat putus
b. Kontak
ibu dan bayi lebih awal dan lama
c. Persalinan
dilakukan dirumah
d. Biaya
murah dan tidak ditentukan
2.
Kekurangan
a. Dukun
belum mengerti teknik seftik dan anti seftik dalam menolong persalinan
b. Dukun
tidak mengenal keadaan patologis dan kehamilan, persalinan,nifas, dan bayi baru
lahir
c. Pengetahuan
dukun rendah sehingga sukar ditatar dan diikutsertakan dalam program pemrintah.
Kesalahan yang Sering dilakukan
Dukun Bayi
Kesalahan
yang sering dilakukandukun bayi sehingga dapat mengakibatkan kematian ibu dan
bayi antara lain adalah:
a. Terjadinya
robekan rahim karena tindakan mendorong
bayi didalam rahim dari luar sewaktu melakukan pertolongan pada ibu bersalin
b. Terjadinya
pendarahan pasca bersalin yang disebabkan oleh tindakan mengurut rahim pada
waktu kala III.
c. Terjadinya
partus tak maju, karna tidak mengenal tanda kelainan partus dan mau merujuk
kepuskesmas/ RS.
d. Untuk
mencegah kesalahn tindakan dukun tersebut diperlukan suatu bimbingan bayi
dukun.
.(http:/www.fitry.blogspot.com/2011/02/pembinaan-dukun-bayi.html:23-04-1012:10:10).
Komplikasi
yang Timbul pada Persalinan dengan Tenaga Dukun
1. Persalinan lama
Persalinan
lama, disebut “distosia” sehingga persalinan yang abnormal (sulit). Sebab-sebabnya
dibagi dalam 3 golongan:
a. Kelainan
tenaga (power)
His yang tidak normal dalam kekuatan
pada jalan lahir yang lazim pada setiap persalinan, tidak dapat di atasi
sehingga persalinan mengalami kemacatan.
b. Kelainan
janin (passenger)
Persalinan dapat kemacatan karena
kelainan dalam letak atau bentuk janin.
c. Kelainan
jalan lahir (passenge)
Kelainan dalam ukuran atau bentuk jalan
lahir bias menghalangi kemajuan persalinan yang macat.
2. Perdarahan pasca persalinan
Perdarahan
pasca persalinan (2 jam setelah persalinan) merupakan penyebab kematian ibu,
kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan. Plasenta previa,
splusio plasenta, kehamilan ektopik, abortus, dan rupture uteri.
3. Resiko infeksi pada ibu dan bayi
Persalinan
pervaginam memerlukan aseptik dan “3 bersih”, buat tangan area perineum, dan
area pusat, bersih selama dan sesudah persalinan.
Perbandingan
Pelayanan Dukun Bayi dengan Tenaga Kesehatan
Pelayanan dukun
bayi akan menganjurkan ibu untuk:
1.
Melakukan pantangan terhadap makanan
yang dianggap dapat mencelakakan anaknya, meliputi larangan memakan jantung
pisang (bermakna makan jantung sendiri), makan di dalam kamar akan menimbulkan
buah dada bengkak atau air susu ibu tidak keluar.
2.
Melakukan pantangan terhadap pakaian.
Dukun bayi melarang ibu menggulungkan selendang di leher (dianggap menimbulkan lilitan
tali pusat).
3.
Pantangan terhadap tindakan, yang
meliputi membunuh/ menyiksa binatang (di anggap merusak tubuh anaknya)
4.
Melakukan kenduri (selamatan) yang
diadakan pada saat 3 bulan/ 7 bulan.
5.
Tali pusat di potong hinis/ bamboo tipis
6.
Perawatan tali pusat menggunakan ramuan
seperti kunyit,abu tempurung dan di bungkus dengan daun sirih.
7.
Bayi di beri makan pisang atau nasi yang
sudah di haluskan kemudian di susui pada ibunya
PELAYANAN
TENAGA KESEHATAN TERHADAP BAYINYA:
1. Pemotongan
lai pusat dengan gunting tali pusat
steril sebelum plasenta keluar
2. Pengukuran
lingkar kepala, lingkar dada, berat badan, panjang badan
3. Perawatan
talli pusat dengan alcohol/ betadin
4. Bayi
tidak mandi sebelum 6 jam untuk menghindari hipotermi
5. Minuman
pertama bayi kolustrum
6. Bayi
mendapat imunisasi
A. Pemberitahuan Ibu Hamil untuk
Bersalian di Tenaga Kesehatan
v Tujuan
Memberikan penyuluhan kesehatan yang
dapat untuk mempersiapkan kehamilan yang sehat dan terencana serta menjadi
orang tua yang bertanggung jawab
v Peran
dukun paraji
1. Membantu
bidan dalam merencanakan keuntungan ke posyandu, kelompok ibu atau KPKIA
2. Mendampingi
bidan dalam melaksanakan keuntungan
3. Memberikan
masukkan tentang kebutuhan masyarakat akan kunjungan dan materi pelatihan atau
penyuluhan.
A. Memberikan pengalahan tentang:
a. Kebersihan
atau kesehatan secara umum
b. Kesiapan
dalam menghadapi kehamilan
c. Makanan
bergizi dan pencegahan anemia
d. Kematangan
seksual,kehidupan seksual yang bertanggung jawab
e. Banyak
kehamilan dalam uisa muda
f. Perencanaan
keluarga
B. Pengenalan dalam tanda kehamilan,persalinan
dan nipas serta rujukannya
·
Peran dukun bayi dalam pengenalan tanda
bahaya kehamilan yang harus di ketahuidukun paraji
1.
Mengenal tanda-tanda kehamilan
2.
Memotivasi atau mengantarkan ibu dengan
tanda-tanda kehamilan untuk segera di peiksa oleh bidan
3.
Melakukan kunjungan rumah dan membeli
penyuluhan pada ibu hamil,suami,keluarga maupun masyarakat tentang pentingnya
memeriksaan kehamilan
4.
Menyampaikan tentan keuntungan dan
kerugian dari tradisi yang berkembang di masyarakat mengenai kehamilan seperti(tidak
mengijinkan seorang ibu hamil tidak dapat memeriksakan kehamilanya)
5.
Membantu menghilangkan tahayul dan
keraguan untuk memeriksakan kehamilan kepada petugas kehamilan
6.
Mendorong ibu hamil dan keluarganya
untuk mempersiapkan biaya dan tempat persalinan yang aman(karawati,551 2011)
·
Peran dukun parati dalam pemeriksaayang dapat
dan pemantauan kehamilan.
a. Ibu
hamil mendapat imunisasi TT
Kehamilan bukan saat untuk memakai program
imunisasi terhadap berbagai penyakit yang dapat di cegah,hal ini karena
kemungkinan adanya akibat membahayakan janin.Imunisasi harus di berikan pada
wanitahamil hanya paksin tetanus
b. Untuk mencegah kemungkinan tetanus neo natorum(Aiyeye
rukiyah,asuhan kebidanan 1,2011)
Ø ibu
hamil mendapat imunisasi TT lengkap 12 kali
-
suntikan pertama pada pemeriksaan hamil pertama
-
suntikan kedua ,paling sedikit sebulan
sesudah suntikan yang pertama.
Ø Paktor
resiko yang perludi perhatikanpada ibu hamil
-
Usia ibu (20 tahun atau >50 tahun
-
Pendidikan ibu rendah khususnya
pengetahuan tenteng kesehatan kurang
-
Tinggi badan ibu <145cm
-
Social ekonomi keluarga rendah
-
Paritas 75
-
Ibu mengidap penyakit infeksi atau
menanah
-
Jarak antara 2 kehamilan kurang dari 2 tahun
-
Riwayat kematian janin/bayi/anak lebih
dari satu persalinanpeterm
(Ai yeyen rukiyah S.SiT ASUHAN KEBIDANAN
IV 2011)
3.
Kehamilan dengan factor resiko harus
segera di rujuk ke puskesmas atau bidan
4.
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan
ü Pendarahan
vagina
Pada awal kehamilan, perdarahan yang
tidak normal adalah merah, perdarahan banyak, atau perdarahan dengan nyeri (berarti
abortus, ket, mola hidatidosa). Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak
normal adalah merah,banyak/ sedikit (berarti plasenta previa, solusio
plasenta).
ü Sakit
kepala yang hebat
Sakit
kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat, yang
menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang adanya sakit kepala
yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur
atau berbayang, sait kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
preeklamsia.
ü Perubahan
visual secara tiba-tiba (pandangan kabur,rabun senja)
Maslah visual yang mengindikasikan
keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya
pandangan kabur,berbayang.
ü Nyeri
abdomen yang hebat
Nyeri yang hebat menetap dan tidak
hilang setelah beristirahat. Hal ini bias berarti appendicitis, kehamilan
ektopik, aborsi penyakit tulang panggul, persalinan pretem, gastritis, penyakit
kantong empedu, abrupsi plasenta,
infeksi saluran kemih, atau infeksi lain.
ü Bengkak
pada muka atau tangan
Bengkak bias menunjukkan adanya masalah
serius jika muncul pada muka dn tangan tidak hilang setelah beristirahat, dan
disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini dapat merupakan
pertanda,anemia, gagal jantung atau preeklamsia.
ü Bayi
kurang bergerak seperti biasa
Ibu mearasa gerakan bayinya pada bulan
ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal, jika
abayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali
dalam periode 3 jam. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring
atau beristirahat dan ibu minum dengan baik. (Aiyeye rukiyah,asuhan kebidanan
1,2011)
5.
Cara perawatan payudara
1. Menjaga
payudara agar tetap bersih dan kering, terutama bagian punting susu
2. Menggunakan
BH yang menyokong payudara
3. Apabiala
putting susu lecet, oleskan kolostrum atau ASI yamg keluar disekitar putting
setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap di lakukan dimulai dari putting
susu yang tidak lecet.
4. Apabila
lecet sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. Asi dikeluarkan dan
diminumkan menggunakan sendok.
5. Untuk
menghilangkan nyeri, ibu dapat minum parasetamol 1 tablet setiap 4-6 jam.
6. Apabila
payudara bengkak akibat pembendungan asi maka ibu dapat melakukan:
a. Pengopresan
payudara dengan menggunakan kain basah hangat selama 5 menit
b. Urut
payudara dari arah pangkal ke punting atau gunakan sisir untuk mengurut
payudara dengan arah “z” menuju putting.
c. Keluarkan
asi sebagian dari bagian depan payudar sehingga putting susu lunak
d. Susu
kan bayi setiap 2-3 jam. Apabila bayi tidak dapat mengisap seluruh asi, sisanya
keluarkan dengan tangan.
e. Letakkan
kain dingin pada payudara setelah menyusui. (Eni Purwanti, Asuhan Kebidan untuk
Ibu Nifas 2012)
6.
Cara menyusui yang benar
1. Cara
menyusui dengan sikap duduk
a. Duduk
dengan posisi santai dan tegak menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu
tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi
b. Sebelum
menyusui, Asi dikeluarkan sedikit kemudian di oleskan pada puting susu dan
areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga
kelebabpan putting susu.
c. Gunakan
bantal atau selimut untuk menopang bayi ditidurkan diatas pangkauan ibu dengan
cara:
1. Bayi
di pegang dengan satu tangan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu dan
bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau
bokong bayi di tahan dengan telapak tangan ibu.
2. Satu
tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan yang satu didepan
3. Perut
bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
4. Ibu
menatap bayi dengan kasih saying
d. Tangan
kanan menyanggah payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan payudara
bagian atas areola
e. Bayi
diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara menyentuh pipi dengan puting
susu atau menyentuh sisi mulut bayi
f. Setelah
bayi membuka mulut, dengan cepat kepada bayi didekatkan kepayudara ibu dengan putting
serta areola dimasukkan kemulut bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat
masuk kedalam mulut bayi, sehingga putting susu berada dibawah langit-langit
dan lidah bayi akan menekan Asi keluar dan tempat penampungan Asi yang terletak
dibawah areola. (Eni Purwanti, Asuhan Kebidan untuk Ibu Nifas 2012)
2. Cara
menyusui dengan sikap berbaring
Ini posisi yang amat baik untuk
pemberian Asi yang pertama kali atau bila ibu merasakan lelah atau nyeri. Ini
biasanya dilakukan pada ibu menyusui yang melahirkan melalui operasi sesar.
Yang harus diwaspadai dari teknik ini adalah pertahankan jalan nafas bayi agar
tidak tertutup oleh payudara ibu. Oleh karna itu, ibu harus selalu didampingi
oleh orang lain ketika menyusui.
7.
Ibu hamil dengan tanda bahaya harus
segera dirujuk kepuskesmas atau kerumah sakit
8.
Makanan bagi ibu hamil
-
Makanan pokok
-
Lauk pauk
-
Sayur dan buah
-
Susu
9.
Nutrisi ibu hamil
Janin
didalam kandungan membutuhkan zat-zat gizi dan hanya ibu yang dapat
memberikannya. Oelh sebab itu makanan ibu hamil harus cukup untuk berdua yaitu
untuk ibu sendiri dan anak dalam kandungannya.
Kebutuhan
zat gizi ditentukan oleh kenaikan berat janindan kecepatan janin mensintase
jaringan-jaringan baru. Zat gizi diperoleh janin dari simpanan ibu pada masa
anabolic dan dari makanan ibu sehari-hari sewaktu hamil.
Sumberzat gizi makan
dapat dilihat di table dibawah ini.
Zat gizi
|
Sumber makanan
|
Protein
(71 gram)
|
Daging,telur,produk susu,kacang,produk
kedelai (tahu)
|
Kalsium
(1200 gram)
|
Produk
susu,sayuran berdaun hijau,tahu,kacang
|
Asam
folat (0,4 mg)
|
Hati,telur,brokoli,jeruk,padi-padian,buncis
|
Zat
besi (30 mg)
|
Hati,unggas,ikan,daging,kuning
telur,sayuran berdaun hijau
|
Magnesium
(320 mg)
|
Coklat,seafood,buncis,kacang,padi-padian
|
Vitamin
B6 (2,2 mg)
|
Hati,pad-padian,daging
|
Vitamin
E (10 mg)
|
Ikan,telur,susu,daging,sereal
|
Zinc
(15 mg)
|
Seafood,susu,kacang,daging,buncis
|
10.
Gizi Pada Bayi
Pertumbuhan
dan perkembangan pada masa bayi memerlukan masukkan zat gizi yang seimbang dan
relatif besar. Jumlah mutlak zat gizi yang dibutuhkan bayi relatif kecil, tapi
besar jika di hitung perkilogram berat badan
Masa
balita disebut juga masa vital, khususnya sampai usia dua tahun, karena adanya
perubahan yang cepat dan menyolok. Dengan adanya masa vital ini, maka
pemeliharaan gizi sangat penting untuk diperhatikan.
Table
: Kebutuhan Gizi Perhari untuk Bayi dan Balita
|
Satuan
|
Usia
0-6 bulan
|
Usia
7-12 bulan
|
Usia
1-3 tahun
|
Usia
4-6 tahun
|
Berat badan
|
Kg
|
5,5
|
8,5
|
12
|
18
|
Tinggi badan
|
Cm
|
60
|
71
|
90
|
108
|
Energy
|
Kkal
|
560
|
800
|
1250
|
1721
|
Protein
|
Gr
|
12
|
15
|
23
|
32
|
|
|
|
|
|
|
Vitamin
|
|
|
|
|
|
-
Vitamin A
|
RE
|
350
|
350
|
350
|
360
|
-
Thiamin
|
Mg
|
0,3
|
0,4
|
0,5
|
0,7
|
-
Riboflavin
|
Mg
|
0,3
|
0,5
|
0,6
|
0,9
|
-
Niasin
|
Mg
|
2,5
|
3,8
|
5,4
|
7,6
|
-
Vitamin b12
|
Mcg
|
0,1
|
0,1
|
0,5
|
0,7
|
-
Asam folat
|
Mcg
|
22
|
32
|
40
|
60
|
-
Vitamin C
|
Mcg
|
30
|
35
|
40
|
25
|
|
|
|
|
|
|
Mineral
|
|
|
|
|
|
-
Kalsium
|
Mg
|
600
|
400
|
500
|
500
|
-
Phosphor
|
Mg
|
200
|
250
|
250
|
350
|
-
Magnesium
|
Mg
|
35
|
55
|
75
|
Tad*
|
-
Besi
|
Mg
|
3
|
5
|
8
|
9
|
-
Seng
|
Mg
|
3
|
5
|
10
|
10
|
-
Iodium
|
Mcg
|
50
|
75
|
70
|
100
|
-
Selenium
|
Mcg
|
10
|
15
|
20
|
Tad*
|
11.
Tablet zat besi untuk ibu hamil
Ingatkan:
a. Tidak
ada pantangan makan untuk ibu hamil
b. Minum
tablet zat besi secara teratur, jangan disertai minum air the dan bila ada mual
minum malam hari sebelum tidur
c. Pemberian
tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan. Pemberian tablet zat besi
pada ibu hamil (fe) adalah untuk mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil,
bukan menaikkan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlumenyerap zat besi rata-rata
60 mg/hari, kebutuhan meningkat secara seknifikan pada trimester II karena
absorpsi usus yang tinggi. (Aiyeye rukiyah,asuhan kebidanan 1,2011)
12.
Mengapa harus bersalin di rumah bidan
atau tenaga kesehatan
Tambahan:
Gunakan
setiap kesempatan untuk berkumpul/ upacara adat atau kebiasaan seperti nujuh
bulan dll, untuk bersama bidan:
a. Memberikan
penyuluhan dan pendamping dalam mengahadapi masa persalinan
b. Memberikan
penyuluhan dan pendampingan untuk mempersiapkan fisik dan mental ibu dalam
menghadapi persalinan.
13.
Ajak bidan intuk mengetahui kebiasaan
upacara adat yang biasa diberikan pada ibu hamil:
a. Yang
secara agama diizinkan
b. Yang
biasa didinginkan ibu hamil
c. Keperluan
yang harus disiapkan untuk upacara
d. Doa-doa
yang harus dikuasai
e. Pembagian
peran pada upacara
14.
Menyampaikan kepada masyarakat bahwa
telah bemitra kerja dengan bidan
a. Pelayanan
diberikan satu paket
b. Pelayanan
diberikan sesuai dengan fungsi
Peran
Dukun Bayi dalam Pengenalan tanda bahaya Persalinan
Peran dukun paraji dalam persiapan
persalinan
1. Bersama
dengan bidan mengatur pertemuan dengan ibu hamil, suami dan keluarganya pada
trimester ketiga untuk membahas tempat persalinan 2 hal yang perlu diketahui
dan dipersiapkan.
2. Memberikan
informasi kepada ibu hamil mengenai:
a. Tanda-tanda
persalinan yaitu: kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semakin pendek, pengeluaran lender bercampur darah. Pelunakan
seviks,pendataran serviks dan terjadi pembukaan serviks (manuaba,1998)
b. Kapan
harus mencari pertolongan
c. Pengenalan
tanda bahaya kehamilan
Yaitu syok pada saat persalinan,
perdarahan pada saat persalinan,nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang atau
koma, tekanan darah tinggi, persalinan yang lama, gawat janin dalam persalinan,
demam dalampersalinan, nyeri perut hebat, sukar bernafas.(JNPKR, 2007)
3. Membantu
ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan untuk
persalinan yang bersih dan aman yaitu:
a. Tempat
yang bersih untuk ibu bersalin
b. Sabun
yang baru
c. Air
dan handuk yang bersih untuk mencuci tangan
d. Kain
bersih dan hangat untuk membersihkan dan mengeringkan bayi
e. Ruangan
yang bersih dan sehat
f. Cahaya
dan ventilasi yang cukup
4. Membantu
ibu dan keluarga untuk mempersiapkan transfortasi, calon donor darah jika
terjadi kegawatdaruratan
5. Segera
hubungi bidan apabila ibu hamil telah menunjukkan tanda-tanda
persalinan(ketuban pecah atau mulas teratur)
6. Membantu
bidan dalam merujuk ibu bersalin kerumah sakit atau ketempat lainnya
7. Mengajurkan
dan mempersiapkan ibu hamil dengan kondisi dibawah ini, untuk melahirkan
dirumah sakit:
a. Pernah
mengalami persalinan yang sulit atau lahir mati
b. Pernah
menjalani bedah sesar
c. Anemi
berat
d. Penyakit
kronis: kencing manis, jantung, asma berat, TBC Dll.
e. Perdarahan
antepartum
f. Pre-eklamsi
pada kehamilan sekarang
g. Kelainan
letak atau posisi janin
h. Kehamilan
ganda
i.
Kehamilan kelima atau lebih terutama
pada ibu hamil dengan status social rendah atau kurang energy kronis
j.
Primigravida sangat mudah (di bawah 16
tahun) atau multi paritas, berusia diatas 40 tahun
k. Kehamilan
kurang bulan sudah inpartu
Peran
Dukun Paraji dalam Pertolongan Persalianan :
1.
Mengetahui tanda-tanda persalinan
2.
Menyarankan atau mengantar ibu untuk
melahirkan di polindes atau pondokkan atau rumah bidan dan bila ibu mau di
dampingi ketempat persalinan
3.
Segera hubungi dan memberitahu serta
ajak bidan untuk segera dating kerumah ibu yang akan bersalin atau menyiapkan
tempat untuk persalinan
4.
Bila ibu mau bersalin dirumah siapkan
tempat persalinan yang besih, ventilasi cukup, terang dan jauh dari tempat yang
kotor (kandang, sampah dan gudang)
Peran Dukun Paraji dalam Persalinan
Aman
1.
Memastikan tersedianya mangan yang
hangat, bersih dan sehat untuk persalinan, juga kain hangat untuk mengeringkan
bayi baru lahir tempat untuk plasenta
2.
Cuci tangan dengan air sabun atau air
bersih, kemudian keringkan hingga betul-betul kering dengan handuk bersih
3.
Bantu ibu untuk mengambil posisi yang
paling nyaman baginya
4.
Membantu menganjurkan ibu untuk meneran
hanya jika merasa ingin meneran atau sesuai dengan perintah bidan.
Hal-hal
yang Tidak Boleh di Lakukan Waktu Membantu Bidan Menolong Persalianan:
1.
Jangan mendorong-dorong puncak rahim
2.
Jangan menarik ari-ari
3.
Jangan priksa dalam
Peran
Dukun Paraji dalam Pengeluaran Plasenta dengan Peregangan Tali Pusat:
1.
Bantu ibu untuk bersandar atau berbaring
untuk pengeluaran plasenta dan selaputnya
2.
Mmengurus ari-ari atau uri atau plasenta
sesuai dengan tradisi dan memberikannya dengan suami dan keluarga ibu
3.
Membersihkan badan ibu
4.
Menetekkan bayi pada ibu
5.
Memandikan dan merawat ibu sesuai dengan
peraturan
6.
Memberikan satu kapsul vitamin A
(Karwati,Asuhan Kebidanan 4 2011)
Peran
Dukun Bayi dalam Pengenalan Tanda Bahaya Nifas Serta Rujukannya:
1.
Peran dukun bayi yaitu mengetahui dan
memberi penerangan pada ibu nifas
2.
Mengenali berat bayi lahir rendah bila
tidak tersedia timbangan bayi
3.
Anjurkan untuk memeriksakan diri kebidan
minimal 3 kali pada masa nifas
4.
Kunjungi ibu bersamam bidan bila ibu
tidak dating untuk memriksakan diri
5.
Berikan penyuluhan dan anjurkan untuk
berKB dan mengimunisasikan bayinya sesuai aturan
6.
Dukun paraji melaksanakan komunikasi
sebagai berikut:
a. Menanyakan
apakah ada masalah dengan ibu atau bayinya
b. Nasehati
ibu supaya makan-makanan yang bergizi dan berikan tablet tambah darah
c. Memberikan
penyuluhan pada ibu tentang pentingnya menjaga kebersuhan diri, memakai
pembalut bersih, makan bergizi, istirahan cukup dan cara merawat bayi
d. Cucilah
tangan lalu periksalah bayi:
Periksalah tali pusat pada setiap kali
kunjungan (paling sedikit pada hari ke tiga, minggu ke dua dan minggu ke enam).
Tali pusat harus tetap kering, ibu perlu diberitahu bahaya membubuhkan sesuatu
pada tali pusat, misanya minya atau bahaya lain jika ada kemerahan pada pusat,
perdarahan atau tercium bau busuk bayi segera di rujuk
e. Perhatikan
warna kulit bayi, tanyakan kepada ibu pemberian asi, misalnya bayi tidak mau
menyusui, waktu jaga, cara bayi menangis, beberapa kali buang air kecil, dan
bentuk fesesnya bila ada kelainan segera lapor bidan
f. Perhatikan
kondisi umum bayi, apakah ada ikhterus (bayi kuning) atau tidak. Ikhterus pada
hari ke tiga post partum adalah ikhterus fisiologis yang tidak memerlukan
pengobatan.namun ikhterus terjadi sesudah hari ketiga atau kapan saja dan bayi
malas untuk menetek dan tanpak mengantuk, maka bayi harus segera di rujuk
g. Bicarakan
pemberian asi dengan ibu, dan bila mungkin perhatikan apakah bayi menetek
dengan baik
h. Nasehati
ibu untuk hanya memberikan asi kepada bayi selama empat bulan, dan bahaya
pemberian makanan tambahan selain asi pada bayi sebelum berumur empat bulan
i.
Bicarakan tentang KB dan kapan senggama
dapat dimulai. Sebaiknya hal ini didiskusikan dengan suaminya
j.
Jika ada hal-hal yang tidak normal,
segeralah merujuk ibu atau bayi kepuskesmas atau rumah sakit (Pujiati Dewi
2011)
C. Pengenalan Dini Tetanus Neonatorum,
BBL serta Rujukannya
1. Peran
dukun peraji dalam pengenalan dini tetanus neonaturum
2. Peran
dukun peraji dalam perawatan bayi baru lahir atau BBL
a. Tubuh
bayi di keringkan dengan kain yang lunak
b. Kemudian
pakaian kain kering yang hangat dan tutup kepala
c. Kemudian
berikan bayi kepada ibunya untuk didekap didadanya serta diberi asi
d. Periksa
bayi mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki untuk mengetahui kelengkapan
anggota badan atau organ tubuh
e. Timbang
bayi dan ukur panjangnya
f. Setelah
24 jam bayi baru dimandikan dengan air hangat
g. Kemudian
pakaian kain kering yang hangat dan penutup kepala
h. Kemudian
berikan bayi kepada ibunya untuk didekap didadanya serta diberi Asi
Tetanus
Neonatorum
Penyakit neonatorum
adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonates (bayi berusia kurang 1
bulan) yang disebabkan oleh klostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan
toksin (racun) dan menyerang system saraf pusat. Spora kuman tersebut masuk ke
dalam Tubuh bayi melalui
pintu masuk satu-satunya yaitu tali pusat yang dapat terjadi pada saat
pemotongan tali pusat ketika bayi lahir maupun pada saat perawatannya sebelum
puput (terlepasnya tali pusat).
Tetanus Toxoid (TT) adalah ani gen
yang sangat aman dan juga aman untuk ibu hamil. Tidak ada bahaya bagi janin
apabila ibu hamil mendapatkan imunisasi TT. Pada ibu hamil yang mendapat
imunisasi TT tidak didapatkan perbedaan resiko cacat bawaan ataupun abortus
dengan mereka yang tidak mendapatkan imunisasi. (Ai yeyeh, (Asuhan Neonatus
Bayi dan Anak Balita):2010)
Tanda-Tanda Tetanus
Neonatorium
Tanda-tanda jika
seorang bayi mengalami tetanus neonatorium adalah :
Tiba-iba
bayi demam/panas, memdadak bayi tidak mau/tidak bisa menyusu (mulut tertutup
atau trismus), mulut mencucu seperti ikan, mudah sekali kejang,disertai
sianosis, posisis punggung melengkung, kepala mendorong ke atas (posisi
tetanus).
Pembagian tingkat tetanus :
1. Tetanus neonatorium sedang
Umur bayi >7hari frekuensi kejang kadang-kadang, bentuk kejang, mulut
mencucu, trismus kadang-kadang, kejang rangsang (+) posisi badan, episiotonus,
kadang-kadang masih sadar, tali pusat kotor.
2. Tetanus neonatorium berat
Umur bayi 0-7 hari, frekuensi kejang, sering batuk kejang, mulut mencucu,
trismus terus-menerus kejang rangsang (+), posisi badan selalu episiotonus,
masih sadar, tali pusat kotor, lubang telinga bersih/kotor
(Ai,yeyeh,(Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita):2010)
Penatalaksanaan Asuhan yang dapat
dilakukan oleh bidan :
·
Secara
medik
Penatalaksanaan tetanus neonatorum secara medik dan atas instruksi dokter
biasanya diberikan cairan intravena
dengan larutan glukosa 5% dan NaCL fisiologis dalam perbandingan 4:1
selama 48-72 jam selanjutnya, infus hanya untuk memasukkan obat. Jika pasien
telah dirawat lebih dari 24 jam atau pasien sering kejang atau apnea, diberikan
larutan glukosa 10% dan natrium bikarbonat 1,5% dalam perbandingan 4:1 (jika
fasilitas ada lebih baik periksa analisa gas darah) bila setelah 72 jam bayi
mungkin belum diberi minum peroral/sonde melalui infus deberikan dosis 8-10
mg/kgBB/hari melalui infus (diazepam dimasukkan kedalamcairan infus, diganti
setiap 6 jam).
·
Secara Keperawatan
Bayi
tetanus neonatorum adalah pasien yang gawat, mudah terangsang/ kejang dan bila
kejang selalu disertai sianosis pasien tetanus neonatorumsetiap kejang selalu
diserti sianosis dan frekuensi kejang sering sehingga pasien akan terlihat
sianosis terus menerus, tindakan yang perlu dilakukan :
ü Baringkan
bayi dengan posisi kepala ekstensi dengan memberikan ganjal di bawah bahunya
ü Berikan
02 secara cermatkarena bayi setelah sianosis (1-2 L/ menit jika
sedang karena sianosis,jika bertambah berat O2 diberikan lebih
tinggi dapat sampai 4 L/ menit, jika kejang berhenti turunkan lagi)
ü Pada
saat kejang, pasang sudip lidah untuk mencegah lidah turun kebelakang dan juga
mempermudah penghisapan lendirnya. Bila ada, lebih baik dipasang kuendel;
selama masih banyak kejang kuendel atau sudip lidah di pasang terus
ü Sering
isap lender, yakni pada saat kejang, jika akan melakukan napas buatan pada saat
apnea dan sewaktu-waktu terlihat lender pada mulut bayi
ü Observasi
tanda vital secara continue setiap ½ jam dan catat secara cermat. Pasien
tetanus neonatorum karena mendapatkan anti konvulsan teknis kemungkinan
sewaktu- waktu dapat terjadi apnea
ü Usahakan
agar tempat tidur bayi dalam keadaan hangat (pasang selubung tempat tidur/ kain
di sekeliling tempat tidur karena bayi sering dalam keadaan telanjang,
maksudnya agar memudahkan pengawasan pernafasannya ). Bila bayi kedinginan akan
dapat menyebabkan apnea
ü Jika
bayi mengalami apnea lakukan resusitasi
Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR)
a.
Konsep Dasar
Bayi
berat lahir rendan (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badanya saat lahir
kurang dari 2500 gram sampai dengan 2400 gram
Sejak
tahun1961 WHO telah mengganti istilah premature dengan bayi berat lahir rendah
atau BBLR. Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi yang berat kurang dari
2500 gram pada waktu lahir bayi premature.
Berkaitan
dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahirnya dibedakan dalam:
1. Bayi
berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram,
2. Bayi
berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram
3. Bayi
berat lahir ekstrim rendah (BBLER), berat < 1000 gram
b.
Klasifikasi
Bayi
berat lahir rendah (BBLR ) dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Bayi
premature sesuai masa kehamilan (SMK)
Terdapat derajad prematuritas, menurut liser
digolongkan menjadi 3 kelompok :
Bayi sangat prematur (extremely
premature): 24-30 mg
Bayi premature sedang (moderately
premature): 31-36 mg
Borderline premature dan mature.
Beratnya seperti bayi matur akan tetapi sering timbul masalah seperti yang di
alami bayi premature misalnya gangguan pernafasan, hiperbicirubinemia dan daya
isap yang lama.
2. Bayi
premature kecil untuk masa kehamilan (KKM)
Banyak istilah yang di pergunakan untuk
menunjukkan bahwa bayi KMK ini dapat menderita gangguan pertumbuhan didalam
uterin (intra uterine growth retardation) seperti psendopremature,
smalfordates, dismature, fetal malnutrition
sindrom, kronis fetal distress, dan small forgestational age (SGA).
Setiap bayi baru lahir (premature, matur dan post
mature) mungkin saja mempunyai berat yang tidak sesuai dengan masa destasinya.
Gambaran kliniknya tergantung dari pada lamanya intensitas dan timbulnya
gangguan pertumbuhan yang mempengaruhi bayi tersebut.
Ada
dua bentuk luge menurut renfieled (1975) yaitu
a.
Propotinate luge : janin menderita
distres yang lama, gangguan pertumbuhan trjadi berminggu-minggu sampai
berbulan-bulan. Sebelum bayi lahir, sehingga berat panjang dan lingkaran kepala
dalam proporsi yang seimbang, akan tetapi keseluruhannya masih dibawah masa
gestasi yang sebenarnya.
b.
Disproportionate luge : terjadi akibat
distress sub akut. Gangguan terjadi beberapa minggu, beberapa hari sebelum
janin lahir. Pada kehamilan ini panjang dan lingkaran kepala normal, akan
tetapi berat tidak sesuai dengan masa gestasi, tanda-tanda sedikinya jarinag
anak di bawah kulit, kulit kering keriput danmudah diangkat, bayi kelihatan
kurus dan lebih panjang
c.
Etiologi
1. Factor
ibu
Factor ibu merupakan hal yang dominan
dalam mempengaruhi kejadian premature
a. Toksemia
grafidarum (pre-eklamsi dan eklamsi)
b. Riwayat
keahiran premature sebelumya, perdarahan antepartum dan malnutrisi, anemi
c. Kelainan
bentuk uterus (misal uterus inkompeten servik)
d. Tumor
(misal mioma uteri,estomia)
e. Ibu
yang menderita penyakit antara lain :
-
Akut dengan gejala panas tinggi (missal
tipus abdominalis dan malaria)
-
TBC, penyakit jantung, hipertensi
penyakit ginjal
2. Factor
janin
Beberapa factor lain yang mempengaruhi
kejadian premature antara lain: kehamilan ganda,hidramnion antara lain, ketuban
pecah dini,cacat bawaan, kelainan kromosom, infeksi (missal
rubella,sifilis,tokso plasmosis)
3. Factor
lain
Selain factor ibu dan janin factor lain:
factor plasenta, plasenta previa, solsio plasenta, factor lingkungan, radiasi
atau zat-zat beracun, keadaan sosial ekonomi yang rendah, kebiasaan, pekerjaan
yang melemahkan dan merokok.
d.
Tanda dan gejala
Umur
kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu, berat badan sama dengan atau
kurang dari 2500 gram, panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.
lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm. lingkar dada sama dengan
atau kurang dari1,5 cm rambut lanugo masih banyak, jaringan lemak subkutan
tipis atau kurang, tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhan, tumit
mengkilat, telap kaki halus, genetalia belum sempurna, labia minor belum
tertutup oleh labia mayor, klitoris menonjol pada bayi perempuan, testis belum
turun kedalam skrotum, pigmentasi dan rugus pada skrotum kurang pada bayi
laki-laki, tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif pergerakannya, fungsi
saraf yang belum atau tidak efektif dan fungsinya lemah jaringan kelenjar mamae
masik kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak masih kurang, pernik
kasiosa tidak ada atau sedikit bila ada
e.
Penatalaksanaan
Perawatan
pada bayi berat lahir rendah (BBLR)
1. Mempertahankan
suhu tubuh dengan ketat, BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu
tubuh harus dipertahankan dengan ketat,
2. Mencegah
infeksi dengan ketat, BBLR sangat rentan dengan infeksi, perhatikan
prinsif-prinsif pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang
bayi
3. Pengawasan
nutrisi atau asi, reflex menelan BBLR belum sempurna oleh karna itu pemberian
nutrisi harus dilakukan dengan cermat
4. Penimbangan
ketat, perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutsisi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan,
harus di lakukan dengan ketat
5. Kain
yang basah secepatnya dig anti dengan kain yang kering dan bersih,pertahankan
suhu tetap hangat,
6. Kepala
bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu
7. Tali
pusat dalam keadaan bersih
8. Beri
minum dengan sonde atau tetes dengan pemberian Asi
9. Bila
tidak mungkin infuse dekstrosa 10% di tambah bicabornas natricuis 1,5% = 4:1
hari 1 = 60 cc/ kg/ hari (kolaborasi dengan dokter) dan berikan antibiotic
(Pujiati Dewi 2011)
Penyuluhan
Gizi dan KB
o
Peran dukun paraji dalam penyuluhan gizi
Membantu
bidan dalam memberikan penyuluhan kepada ibu hamil, bersalin, dan nifas umtuk
menambah porsi makanan bayik kalori,
maupun mineral dan makan 1 piring lebih banyak dari biasanya, bagi ibu
hamil untuk perkembangan bayi pada trimester II dan III. Jumlah kalori yang di
butuhkan ibu hamil dengan berat badan 56 kg dan aktifitas sedang ialah 2000
kalori/ hari.
o
Peran dukun paraji dalam penyuluhan KB
Memberikan
penyuluhan kepada seorang ibu mengenai penjarangan kehamilan atau mengatur
jarak kehamilan tidak terlalu dekat, harus lebih dari 2 tahun dan hanya
mempunyai 2 anak saja agar ibu punya waktu untuk menyusui dan merawat bayi,
menjaga kesehatan ibu serta mengurus keluarganya. (Karwati, Asuhan Kebidanan V
2011)
Pencatatan
Kelahiran dan Kematian Bayi dan Ibu
Masyarakat diharapkan lebih perhatian terhadap masyarakat
sekitarnya, apabila ada kelahiran atau kematian bayi dan ibu segera di catat
dan di laporkan. Pencatatan kelahiran berupa kapan kelahiran tersebut, siapa
penolong persalinan berupa kapan kelahiran tersebut, siapa penolong persalinan,
dan bagaimana kondisi bayi dan ibu untuk pencatatan kematian bayi dan ibu
haruslah di cantumkan penyebab kematian tersebut dan pertolongan apa saja yang
telah dilakukan (Karwati, Asuhan Kebidanan V 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar