RADANG PADA GENETALIA EKSTERNA
Wanita
adalah makhluk yang paling rawan terkena berbagai macam penyakit terutama
penyakit pada organ reproduksinya. Semakin banyaknya wanita yang terkena
penyakit atau masalah pada organ reproduksinya membuat kita lebih berhati-hati
dan menjaga kebersihan diri terutama bagian reproduksi kita. Karena salah satu
penyebab penyakit-penyakit atau kelainan-kelainan tersebut ialah karena infeksi
jamur ataupun virus.
1.
BARTOLINITIS
a.
Pengertian
Glandula Bartholini adalah suatu
kelenjar yang letaknya di seputar bibir kemaluan (vulva) tepatnya di kiri dan
kanan bawah dekat fossa navikulare. Kelenjar Bartholini memiliki
diameter lebih kurang 1 cm, terletak dibawah otot konstriktor kunni dan
mempunyai saluran kecil panjang 1,5 – 2 cm yang bermuara di vulva. Pada koitus,
kelenjar bartholini mengeluarkan getah lendir.
Bartolinitis adalah
Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai
dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai
demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
b.
Etiologi
Bartolinitis
disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian
dalam vagina agak keluar. Mulai dari chlamydia, gonorrhea, dan sebagainya.
Infeksi ini kemudian menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan
pelumas vagina.
c.
Tanda dan gejala
-
Pada vulva terjadi perubahan warna,
kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
-
Kelenjar bartolin membengkak, terasa
nyeri sekali bila penderita berjalan atau duduk, juga dapat disertai demam
-
Kebanyakkan wanita dengan penderita
ini datang ke PUSKESMAS dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat
berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di
sekitar alat kelamin.
-
Terdapat abses pada daerah kelamin
-
Pada pemeriksaan fisik ditemukan
cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.
d.
Pengobatan
Pengobatan
yang cukup efektif saat ini adalah dengan:
-
antibiotika golongan cefadroxyl 500
mg, diminum 3×1 sesudah makan, selama sedikitnya 5-7 hari,
-
asam me fenamat
500 mg (misalnya: ponstelax, molasic, dll), diminum 3×1 untuk meredakan rasa
nyeri dan pembengkakan, hingga kelenjar tersebut mengempis,
-
eritromisin 4 x 0,5 gram perhari
selama 5-10 hari, suntikan 1.000.000 S Depot penisilin sehari selama 6-7 hari,
atau jika ada alergi terhadap penisilin dapat diberi chlorampenicol 1 gr intravena
(i.v.) atau intramuskuler (i.m.).
Jika sudah bernanah mencari jalan sendiri atau harus
dikeluarkan dengan sayatan karena jika tidak akan menjadi kista.
2. VAGINITIS
a.
Pengertian
Radang pada vagina yeng disebabkan karena flora vagina telah
terganggu oleh adanya mikroorganisme patogen atau perubahan lingkungan vagina
yang memungkinkan mikroorganisme patogen berkembang biak/berproliferasi.
Vaginitis merupakan infeksi pada vagina yang disebabkan oleh
berbagai bakteri, parasit dan jamur.
b.
Etiologi
1)
Pada anak-anak disebabkan gonorea dan corpus allineum
2)
Pada orang tua terjadi karena pertahanan terhadap infeksi pada vagina menurun
sehubungan dengan “aging process”
3)
Vaginitis pada masa reproduksi sering terjadi pada martubasi, corpus allineum
(pr
essarium,
obat atau alat kontrasepsi, kapas), dan rangsangan termis.
c.
Tanda dan gejala
1) Pengeluaran keputihan berlebihan, dapat
seperti nanah
2)
Terasa panas dan gatal
3)
Suhu badan dapat meningkat
4)
Bagian luar terjadi pembengkakan
5)
Pada vagina terdapat bintik merah, mudah berdarah
6)
Terasa nyeri saat hubungan seks.
Tipe-tipe vaginitis yang biasa:
a. Vaginosis bacterial
Untuk gejala-gejalanya terdiri dari pengeluaran cairan yang bertambah dan berbau tidak disertai rasa gatal atau perih.
Untuk gejala-gejalanya terdiri dari pengeluaran cairan yang bertambah dan berbau tidak disertai rasa gatal atau perih.
b. Vaginistis karena jamur
Gejala-gejalanya adalah gatal dan perih dan pengeluaran cairan yang meningkat.
Gejala-gejalanya adalah gatal dan perih dan pengeluaran cairan yang meningkat.
c. Trikomonas Vaginalis
Trikomonas vaginalis adalah jenis protozoa yang berflagella yang ditularkan melalui seksual yang menyebabkan pengeluaran cairan yang berwarna hijau-kuning dan peradangan, eritema, dan edema pada vagina, rasa nyeri, gatal, dan berbau.
Trikomonas vaginalis adalah jenis protozoa yang berflagella yang ditularkan melalui seksual yang menyebabkan pengeluaran cairan yang berwarna hijau-kuning dan peradangan, eritema, dan edema pada vagina, rasa nyeri, gatal, dan berbau.
d. Kandidiasis
Vaginitis karena infeksi dengan kandida albikans mnyebabkan keputihan berwarna putih dan merasa sangat gatal
e. Hemofilus Vaginalis Vaginistis
Gejala vaginitis adalah keputihan yang berwarna putih bersemu kelabu kadang-kadang kekuning-kuningan dengan bau yang kurang sedap dan gatal yang dapat ditularkan melalui hubungan sekaual.
Vaginitis karena infeksi dengan kandida albikans mnyebabkan keputihan berwarna putih dan merasa sangat gatal
e. Hemofilus Vaginalis Vaginistis
Gejala vaginitis adalah keputihan yang berwarna putih bersemu kelabu kadang-kadang kekuning-kuningan dengan bau yang kurang sedap dan gatal yang dapat ditularkan melalui hubungan sekaual.
f. Vaginistis Atrofikan atau Senilis
Biasanya dialami sesudah menopause yang menyebabkan keputihan dan rasa gatal dan pedih.
g. Vaginistis Emfisematosa
Penyakit ini pada umumnya dijumpai pada wanita hamil dengan ditemukan radang dengan gelembung-gelembung kecil berisi gas pada dinding vagina dan porsio uteri.
Biasanya dialami sesudah menopause yang menyebabkan keputihan dan rasa gatal dan pedih.
g. Vaginistis Emfisematosa
Penyakit ini pada umumnya dijumpai pada wanita hamil dengan ditemukan radang dengan gelembung-gelembung kecil berisi gas pada dinding vagina dan porsio uteri.
d. Penanganan
Untuk memberikan konseling kepada klien :
-
Informasikan tentang etiologi dan arah infeksi.
-
Hindari masukan alkohol selama perawatan dan selama 24 jam setelah perawatan
dilengkapi.
-
Jika sedang menyusui, hentikan selama perawatan dan selama setidaknya 24 jam
setelahnya.
-
Jika meminum regimen multiple dosis, minum seluruh obat, walaupun gejalanya
mereda.
-
Gunakan hanya pakaian dalam dari katun untuk mengurangi gejala.
-
Hindari baju ketat : baju longgar akan meningkatkan sirkulasi udara untuk
meringankan gejala.
-Jangan
cebok dengan menggunakan produk hygiene kewanitaan.
-Jangan
melakukan hubungan seksual sampai anda dan patner anda menjalani perawatan dan
tanpa gejala.
-Buat
perjanjian untuk pertemuan berikutnya.
Untuk therapi :
-Metronidazole
2 gr per oral dosis tunggal, atau 2 x 500 mg (Flagyl, Protostat). Regimen yang
direkomendasikan oleh CDC (Centers for Disease Control dan Prevention) adalah
500 mg per oral untuk 7 hari. Metronidazole dikontraindikasikan pada kehamilan
trimester pertama dan wanita melahirkan.
-Clotrimazole
(Gyne-Lotrimin) krim vaginal (aplikator intravaginal untuk 7 hari) dapat
digunakan untuk meringankan gejala.
-Patner seksual wanita tersebut harus secara simultan
dirawat dengan metronidazole.
3. Vulvitis
a.
Pengertian
Vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva (organ
kelamin luar wanita).
Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina.
b.
Etiologi
Infeksi
- Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
- Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai antibiotik
- Protozoa (misalnya Trichomonas vaginalis)
- Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes).
Zat atau benda yang bersifat iritatif
- Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
- Sabun cuci dan pelembut pakaian
- Deodoran
- Zat di dalam air mandi
- Pembilas vagina
- Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat
- Tinja
- Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
- Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai antibiotik
- Protozoa (misalnya Trichomonas vaginalis)
- Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes).
Zat atau benda yang bersifat iritatif
- Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
- Sabun cuci dan pelembut pakaian
- Deodoran
- Zat di dalam air mandi
- Pembilas vagina
- Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat
- Tinja
c.
Tanda dan gejala
Gejala yang paling sering ditemukan adalah :
-Keluarnya
cairan abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak,
baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan yang abnormal
sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya
bermacam-macam. Misalnya bisa seperti kejunu,
atau kuning kehijauan atau kemerahan. Infeksi vagina karena bakteri cenderung
mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau
amis. Setelah kkkmelakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun,
bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina
sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh.
-Vulva
terasa agak gatal dan mengalami iritasi. Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal
sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan vagina. Kulit tampak merah
dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju.
Infeksi
ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang
mengkonsumsi antibiotik. Infeksi karena Trichomonas vaginalis
menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan
dengan bau yang tidak sedap.Gatal-gatalnya sangat hebat.
-Cairan
yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh kanker
vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium.
-Polip
pada serviks bisa menyebabkan perdarahan vagina setelah melakukan hubungan
seksual.
-Rasa
gatal atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus
papiloma manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang
belum menyebar ke daerah lain). Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva
bisa disebabkan oleh infeksi herpes atau abses. Luka terbuka tanpa rasa
nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifilis. Kutu kemaluan (pedikulosis
pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal
di daerah vulva.
Umumnya vulvitis
dapat dibagi dalam 3 golongan:
a. Bersifat
local
Yang
termasuk kedalam golongan vulvitis local ialah:
1) Infeksi pada kulit termasuk rambut, kelenjar-kelenjar sebasea, kelenjar -kelenjar keringat.
Infeksi ini timbul karena trauma luka atau sebab lain dan dapat menimbulkan folikulitis, furunkulosis, hidradenitis, dsb.
2) Infeksi pada orifisium urethra eksternum, glandula paraurethralis. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh gonorea.
3) Infeksi pada glandula bartholini (bartholinitis)
Bartholinitis sering kali timbul pada gonorea, akan tetapi dapat pula mempunyai sebab lain, misalnya streptokokus atau basil koli. Pada bartholinitis akuta kelenjar membesar, merah, nyeri dan lebih panas daripada daerah sekitarnya. Isinya cepat menjadi nanah yang dapat keluar melalui duktusnya atau jika duktus tersumbat, mengumpul didalamnya dan menjadi abses yang kadang-kadang dapat menjadi sebesar telur bebek. Jika belum menjadi abses, keadaan bias diatasi dengan antibiotika, jika sudah bernanah mencari jalan sendiri atau harus dikeluarkan dengan sayatan. Radang pada glandula bartholini dapat terjadi berulang-ulang dan akhirnya dapat menjadi menahun dalam bentuk kistha bartolini. (ilmu Kandungan,2005, hal:272).
Pengobatan kista bartholini dengan memberikan analgetik dan antibiotic spectrum luas. Jika terjadi abses harus dilakukan marsupialisasi. (Dasar-dasar Obstetri dan ginekologi edisi 6,2002,hal:241)
1) Infeksi pada kulit termasuk rambut, kelenjar-kelenjar sebasea, kelenjar -kelenjar keringat.
Infeksi ini timbul karena trauma luka atau sebab lain dan dapat menimbulkan folikulitis, furunkulosis, hidradenitis, dsb.
2) Infeksi pada orifisium urethra eksternum, glandula paraurethralis. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh gonorea.
3) Infeksi pada glandula bartholini (bartholinitis)
Bartholinitis sering kali timbul pada gonorea, akan tetapi dapat pula mempunyai sebab lain, misalnya streptokokus atau basil koli. Pada bartholinitis akuta kelenjar membesar, merah, nyeri dan lebih panas daripada daerah sekitarnya. Isinya cepat menjadi nanah yang dapat keluar melalui duktusnya atau jika duktus tersumbat, mengumpul didalamnya dan menjadi abses yang kadang-kadang dapat menjadi sebesar telur bebek. Jika belum menjadi abses, keadaan bias diatasi dengan antibiotika, jika sudah bernanah mencari jalan sendiri atau harus dikeluarkan dengan sayatan. Radang pada glandula bartholini dapat terjadi berulang-ulang dan akhirnya dapat menjadi menahun dalam bentuk kistha bartolini. (ilmu Kandungan,2005, hal:272).
Pengobatan kista bartholini dengan memberikan analgetik dan antibiotic spectrum luas. Jika terjadi abses harus dilakukan marsupialisasi. (Dasar-dasar Obstetri dan ginekologi edisi 6,2002,hal:241)
b. Timbul
bersama-sama atau sebagai akibat vaginitis
c. Merupakan
permulaan atau manifestasi dari penyakit umum.
Dalam golongan
vulvitis sebagai permulaan atau manifestasi penyakit umum, terdapat antara
lain:
1. Penyakit-penyakit kelamin yang dianggap penyakit kelamin klasik ialah gonorea, sifilis, ulkus moll, limfogranuloma venerum, dan granuloma inguinale
2. Tuberkolosis
3. Vulvitis disebabkan oleh infeksi karena virus. Termasuk disini limfogranuloma venerum, herpes genitalis dan kondiloma akuminata
4. Vuvitis pada diabetes mellitus
Pada vulvitis diabetika vulva merah dan sedikit membengkak. Keluhan terutama rasa gatal, disertai rasa nyeri. Jaringan pada penderita diabetes mengandung kadar glukosa yang lebih tinggi dan air kencing dengan glukosuria menjadi penyebab peradangan. Oleh karena itu pada penderita dengan vulvitis yang sebabnya tidak terang, perlu dipikirkan adanya diabetes. Vulvitis diabetika kadang-kadang disertai dengan monoliasis. Terapi terdiri atas penguasaan penyakit diabetes mellitus dan pengobatan local.
(Ilmu Kandungan,2005,hal:272-273,275)
1. Penyakit-penyakit kelamin yang dianggap penyakit kelamin klasik ialah gonorea, sifilis, ulkus moll, limfogranuloma venerum, dan granuloma inguinale
2. Tuberkolosis
3. Vulvitis disebabkan oleh infeksi karena virus. Termasuk disini limfogranuloma venerum, herpes genitalis dan kondiloma akuminata
4. Vuvitis pada diabetes mellitus
Pada vulvitis diabetika vulva merah dan sedikit membengkak. Keluhan terutama rasa gatal, disertai rasa nyeri. Jaringan pada penderita diabetes mengandung kadar glukosa yang lebih tinggi dan air kencing dengan glukosuria menjadi penyebab peradangan. Oleh karena itu pada penderita dengan vulvitis yang sebabnya tidak terang, perlu dipikirkan adanya diabetes. Vulvitis diabetika kadang-kadang disertai dengan monoliasis. Terapi terdiri atas penguasaan penyakit diabetes mellitus dan pengobatan local.
(Ilmu Kandungan,2005,hal:272-273,275)
TIPEUMUMDARIVULVITIS
Infeksi jamur adalah yang umum sebagai penyebabnya.
Tipe-tipe vulvitis dibagi menjadi 4 macam:
· Vulvitis atrofi; disebabkan karena kekurangan estrogen yang di tandai dengan kulit yang tipis dan rasa gatal dan perih
· Vulvitis karena alergi atau iritasi disebabkan oleh persentuhan dengan bahan-bahan kimiawi seperti pelembut kain, deodorant, sabun dan parfum.
· Vestibulitis vulva; ditandai rasa nyeri yang hebat dan perih pada vestibulum dari vulva.
· Neuralgia nervus pudendus disebabkan oleh kompresi akar saraf sacral atau trauma obstetric dengan gejala rasa nyeri yang tidak mau hilang.
(Obstetri dan Ginekologi,2001,hal:263)
Infeksi jamur adalah yang umum sebagai penyebabnya.
Tipe-tipe vulvitis dibagi menjadi 4 macam:
· Vulvitis atrofi; disebabkan karena kekurangan estrogen yang di tandai dengan kulit yang tipis dan rasa gatal dan perih
· Vulvitis karena alergi atau iritasi disebabkan oleh persentuhan dengan bahan-bahan kimiawi seperti pelembut kain, deodorant, sabun dan parfum.
· Vestibulitis vulva; ditandai rasa nyeri yang hebat dan perih pada vestibulum dari vulva.
· Neuralgia nervus pudendus disebabkan oleh kompresi akar saraf sacral atau trauma obstetric dengan gejala rasa nyeri yang tidak mau hilang.
(Obstetri dan Ginekologi,2001,hal:263)
d.
pengobatan
-Jika
cairan yang keluar dari vagina normal, pembilasan dengan air bisa membantu
mengurangi jumlah cairan.
-Cairan vagina akibat vaginitis perlu
diobati secara khusus sesuai dengan penyebabnya.
-gejalanya
Untuk mengendalikan bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran dan cuka
air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu
sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
REFERENSI
www.google.radang
genitalia eksterna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar